Renungan Rabu, 7 Desember 2022: Janganlah karena “Beban Hidup”, Kita Meragukan Tuhan Allah. Ia Tetap Allah Yang Peduli!

Sekali peristiwa, bersabdalah Yesus: “Marilah kepada-Ku,  semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan  kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,  karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu  akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”  (Matius 11:28-30).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

ADA  lirik satu lagu rohani di bawah judul “Allah Peduli”. Syairnya begini: “Banyak perkara yang tak dapat kumengerti, mengapakah harus terjadi di dalam kehidupan ini. Satu perkara yang kusimpan dalam hati, tiada satu pun ‘kan terjadi tanpa Allah peduli… Refrein: Allah mengerti, Allah peduli, segala persoalan yang kita hadapi, tak akan dibiarkanNya kubergumul sendiri. Sebab Allah mengerti”.

Di satu sisi, lagu ini mengungkapkan di satu pihak pergumulan dan beban-beban hidup, persoalan hidup, kesulitan hidup, penderitaan, sakit-penyakit kita. Namun pada pihak lain,  mengungkapkan kepercayaan kepada Tuhan Allah yang peduli, mengerti dengan kita dan “memikul” semua “beban” hidup kita. Juga yang membebaskan dan menyelamatkan kita  dari dosa, kesalahan, kejahatan kita.

Banyak “beban hidup” yang kita  hadapi sebagai manusia. Siapa yang tidak mempunyai beban hidup?  Semua ada itu, meski dalam rupa, jumlah dan kadar yang berbeda-beda.  Janganlah karena “beban hidup itu, kita lalu meragukan Tuhan Allah, mempertanyakan “di mana Tuhan Allah”, mengapa Dia tidak turun tangan, dan lain-lain  pertanyaan seperti itu.

Semoga sikap hati dan pertanyaan-pertanyaan bernada protes itu menjadi satu bentuk “teriakan” minta tolong kepada Tuhan Allah  (bukan malah sebaliknya menjauhi Tuhan Allah); menjadi satu bentuk upaya kita  yang benar-benar  membutuhkan pertolongan dari Tuhan Allah.

Kita  menyadari kelemahan kita  dan menyadari ketergantungan kita yang lemah kepada kekuatan Tuhan Allah. Kelemahan kita dikuatkan oleh Tuhan Allah sendiri.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan  kepadamu” (Matius 11:28). Yesus mengajak kita untuk  datang “menyetor beban hidup” kepadaNya. Stor dosa, kesalahan dan kejahatan kita  kepada Tuhan. Dia menjadi jaminan memberi kelegaan.

Dia sendiri yang mengatakan dan mempraktekkanNya sampai menanggung semua beban kita dengan sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan ke surga, dan jedatanganNya kembali untuk  “menanggung beban kita”. Tuhan Allah luar biasa! Sungguh peduli. Sungguh mengerti kita.

Semoga dengan bantuan doa Santo Ambrosius yang kita peringati hari ini,  Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita  sekalian yang letih lesu dan berbeban berat dan berdosa dan memberikan kelegaam kepada kita.  Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *