Ketika Yesus dan murid-muridNya turun dari gunung, para muridNya bertanya kepadaNya: “Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?”
Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.”
Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis. (Matius 17:10-13).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
BIASANYA kalau ada peristiwa penting, seperti kunjungan seorang pejabat ke suatu tempat, ada orang yang diutus untuk menyiapkan segala sesuatu.
Demikian halnya dengan Nabi Elia yang diutus oleh Tuhan untuk mengingatkan bangsa Israel tentang janji-janji keselamatan Allah. Namun bangsa Israel menolak kehadirannya, sehingga Elia tidak bisa berbuat apa-apa. Juga Yohanes pembaptis diutus untuk menyiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan Yesus. Diapun harus berseru-seru di “padang gurun” untuk mengajak orang-orang untuk bertobat, namun tidak didengarkan bahkan nasibnya berakhir dengan pemenggalan kepalanya.
Para murid Yesus disadarkan juga oleh Yesus bahwa nasib yang sama menimpa Yesus sendiri dan akan menimpa mereka juga.
“Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka,” kata Yesus dalam Injil hari ini (Matius 17:11-12).
Sepanjang sejarah Gereja, tidak sedikit utusan Tuhan yang pergi ke mana-mana untuk mewartakan Kabar Gembira tentang Kerajaan Allah. Tidak sedikit di antara mereka (kita juga) yang suaranya tidak didengar, bahkan dicemoohkan sampai dibunuh karena menyuarakan kebaikan dan kebenaran.
Memang kehadiran orang-orang (kita) yang “bersuara kenabian” sering tidak disukai karena mengganggu ketenangan dari orang-orang yang suka dengan kejahatan dan jalan-jalan salah. Bukannya mereka didengar, tapi malahan disingkirkan dan dihabisi.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita yang punya “semangat kenabian”, orang-orang yang bersuara kenabian seperti Elia, Yohanes Pembaptis, yang punya keberanian untuk memberikan kesaksian imannya, untuk memperjuangkan keadilan, kebaikan dan kebenaran, untuk memberi “pencerahan”. Kita juga adalah utusan Tuhan untuk itu saat ini di sini.
Selamat menjadi utusan Tuhan. Selamat bersuara kenabian. Selamat menyerukan pertobatan. Selamat menyiapkan jalan untuk kedatangan Tuhan. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang sudah, sedang dan akan menjadi utusan Tuhan. Amin.