Renungan Selasa, 25 Oktober 2022: Biarkanlah Allah Meraja dan Berkarya dalam Seluruh Hidup Kita!

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda: “Seumpama  apakah hal Kerajaan Allah  dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon  dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya.”

Dan Ia berkata lagi: “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia seumpama ragi  yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.  (Lukas 13: 18-21).

 (RD. John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng)

KERAJAAN Allah adalah suatu kerajaan, situasi dan kondisi di mana Allah sendirilah yang meraja, memerintah, berkuasa, bekerja di dalamnya. Suatu kerajaan, sikon yang penuh damai, sukacita, kegembiraan, kebahagiaan, dan lain-lain semacam itu. Suatu Kerajaan, sikon di mana Tuhan Allah sendiri yang menjadi raja di dalamnya. Tuhan Allah sendiri yang bergerak, menggerakkan, bekerja di dalamnya.

Kerajaan Allah laksana biji sesawi yang tumbuh menjadi pohon tempat bersarangnya burung-burung. Kerajaan Allah itu laksana ragi yang  dapat mengembangkan seluruh tepung terigu. Kecil, tidak kelihatan, namun mempunyai efek atau hasil yang besar.

Yesus mengajarkan tentang Kerajaan Allah dalam diri dan hidup dan karya kita. Dunia dan hidup serta karya kita saat ini di sini (betapapun sederhananya) adalah “suatu kerajaan Allah” kita. Tempat di mana kita berkarya adalah “kerajaan Allah” kita.

Maka janganlah kita beranggapan bahwa Tuhan Allah tidak ada di sana. Hendaknya disadari bahwa Allah sendiri yang bergerak, bekerja, berkarya dalam diri dan hidup kita dalam hal apa saja dan di mana saja, apapun keadaan. Kita disadarkan dan diajak untuk merasakan dan mengalami campur tangan Allah (inner power yang tidak tampak) dalam seluruh hidup dan karya kita setiap saat dan di mana saja.

Tak satu detikpun dari peristiwa hidup kita yang  dilewatkan tanpa inner power, campur tangan dan kehadiran Tuhan yang maha dasyat, bagaikan biji sesawi dan ragi, yang kecil dan tak kelihatan, namun kerjanya dan hasilnya nyata dan luar biasa.

Bunda Maria adalah tokoh teladan bagi kita dalam hal campur tangan Tuhan dalam seluruh peristiwa hidup kita. “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”.

Semoga dengan bantuan doa Bunda Maria dan Santo Yosef, Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang tetap menyadari dan merasakan dan mengandalkan dan melibatkan campur tangan Tuhan Allah dalam seluruh peristiwa hidup dan karya kita di sini saat ini. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *