Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?”
Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!” Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.”
Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” Mereka sangat heran mendengar Dia. (Markus 12: 13-17).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
SADAR atau tidak, kita adalah orang beriman atau beragama yang hidup di dua “kerajaan” yaitu Kerajaan Dunia, manusia, warga negara dan Kerajaan Surga, Allah, warga agama (Katolik – Gereja). Tujuan yang ingin dicapai sama: Kebahagian hidup (sukacita, kegembiraan, kedamaian, keselamatan, dan lain-lain semacam itu).
Untuk mencapai itu, kita mesti melaksanakan hukum cinta. Cinta kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri. Beri yang terbaik dan terindah untuk Tuhan, sesama dan diri sendiri, melalui bidang tugas dan karya serta pelayanan kita masing-masing “saat ini – di sini”.
Jalan yang ditempuh adalah dengan dua kegiatan akbar yakni berdoa dan bekerja. Tak ada yang hanya bekerja, bekerja, bekerja. Juga tak ada yang hanya berdoa, berdoa, dan berdoa. Tidak pakai kata “atau”, melainkan kata “dan”. Ungkapan yang biasa dipakai adalah “Ora et labora! “Berdoalah dan Bekerjalah! Bisa juga labora et ora! Bekerjalah dan berdoalah! Ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk berdoa. Ada tempat untuk bekerja, ada tempat untuk berdoa. Semua ada porsi atau jatahnya. Semuanya mesti dijalankan dengan sungguh-sungguh dan seimbang, bukan setengah hati.
Injil hari ini berbicara bagaimana kita hidup sebagai orang beriman. Tuhan mengajar dan mengajak kita untuk memperhatikan keseimbangan antara kedua hal di atas untuk mencapai kebahagiaan hidup di kerajaan duniawi dan kerajaan surgawi atau Kerajaan Allah. Dan dua kerajaan ini ada di sini-saat ini. Kata Yesus dalam Injil hari ini: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!” (Markus 13:17).
Kita diajak untuk memberi porsi atau jatah yang tepat (apa saja) kepada Tuhan, sesama, diri sendiri pada waktunya dan pada tempatnya saat ini – di sini. Sejauh kita memberikan porsi atau jatah yang tepat dalam melaksananakan hukum cintakasih kepada Tuhan dan sesama dan diri sendiri, yang direalisir dalam berdoa dan bekerja yang seimbang, sejauh itu kita bisa mengalami hidup bahagia. Itulah hidup dari seorang yang beriman, hidup kita.
Semoga, Allah Tritunggal Mahakuasa (+) memberkati kita sekalian yang memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan atau porsi Kerajaan Allah dan Kerajaan dunia, porsi ora et labora, porsi kehidupan rohani dan jasmani. Amin.