Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.”
Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya.
Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.” (Lukas 14: 15-24).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
“BERBAHAGIALAH orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah!” kata seorang dari tamu-tamu yang diundang makan oleh seorang Farisi dalam Ianjil hari ini (Lukas 14:15).
Dari ayat ini muncullah “ajakan” kepada umat dalam perayaan Ekaristi, khusus menjelang menerima tubuh dan darah Kristus. Kata-kata imam: “Lihatlah, inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya!” Lalu umat bersama imam menanggapinya: ” Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya (bukan Tuhan datang pada saya), tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh!”
Allah senantiasa mengadakan dan menyiapkan perjamuan untuk umatNya (kita) setiap hari (Misa Harian) dan juga terutama setiap hari Minggu, hari-hari raya, dan hari-hari yang disamakan dengan hari Minggu (Misa/Ibadat Hari Minggu: wajib untuk umat katolik seluruh dunia, bukan vakultatip, apalagi denngan banyak dalih seperti diungkapkan dalam bacaan hari ini: mengurus ladang, hewan peliharaan, urus keluarga).
Tidak salah bahwa di dunia ini kita memiliki banyak “perkara, urusan, kesibukan” (ladang, hewan piaraan, usaha, keluarga, dan lain-lain kesibukan) yang harus kita selesaikan. Inilah kesibukan hari Senin sampai Sabtu.
Yang tidak benarnya adalah segala perkara/urusan duniawi itu justru menjauhkan kita dari Tuhan. Tidak lihat lagi hari Minggu dengan banyak dalih atau alasan. “Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya. Yang lain berkata: Aku telah membeli 5 pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.” (Lukas 14:17-20).
Ada banyak yang tidak penuhi undangan Tuhan pada hari Minggu karena banyak dalih atau alasan. Namun ada banyak juga orang yang di tengah kesibukan harian dan mingguannya bisa tetap aktip dalam kehidupan menggereja/berparoki; tetap ikut Misa Hari Minggu yang wajib bagi umat katolik, bahkan aktif mengikuti misa harian; ikut aktif melayani Tuhan dan sesama.
Kita diajak, diundang untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dan sesama di tengah kesibukan harian dan mingguan kita. Selamat datang ke perjamuan Tuhan pada setiap hari Minggu dan Hari-hari Raya dan Hari-hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu.
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang selalu memenuhi undangan Tuhan untuk mengikuti Perjamuan Tuhan. Amin.