“Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya.
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.
Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.” (Lukas 8: 16-18).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
DI tengah kegelapan hidup, setiap orang (kita) membutuhkan seberkas cahaya, terang yang dapat menerangi jalan hidupnya.
“Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau ditempatkannya di bawah tempat tidur tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian (lilin), supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya!” (Lukas 8:16).
Kata-kata bijak Tuhan Yesus ini dengan mudah dapat dimengerti bahwa orang harus menyalakan pelita dan menempatkannya di atas kaki lilin agar “cahayanya” menyebar dan dapat dinikmati oleh banyak orang sehingga keberadaan pelita itu (kita) terasakan manfaatnya.
Ketika Yesus mengajarkan para muridNya bahwa mereka adalah terang dunia, Yesus menghendaki agar keberadaan mereka menjadi sesuatu yang berarti dan bermakna bagi dunia. Dengan sikap, kata dan perbuatan mereka, dunia atau orang lain diterangi, dicerahkan sehingga tidak berjalan dalam kegelapan yang mencelakakan.
Misi kita adalah “menyelamatkan dunia/orang lain” dengan menjadi terang, cahaya yang dapat dirasakan dan dialami oleh sebanyak mungkin orang, terutama mereka yang berjalan dalam kegelapan. Kita datang dan hadir membawa “pencerahan” hidup bagi dunia, orang lain.
Kapan kita membawa pencerahan, terang, kebaikan itu? Nasihat bijak penulis Amsal 3:28 bisa menjadi pedoman: “Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: ‘Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi, sedangkan yang diminta ada padamu”.
Kalau kita mau menjadi terang, Cahaya, pelita bagi orang lain; mau menjadi berkat bagi orang lain; mau membawa pencerahan untuk orang lain, janganlah tunda atau menunggu besok, tetapi buatlah sekarang juga dan di sini memang apa yang seharusnya dilakukan! Dengan bersikap dan berbuat begini, kita telah memancarkan Cahaya Kristus kepada dunia, orang lain.
Selamat menjadi pelita, terang dan berkat bagi orang lain. Selamat membawa pencerahan bagi orang lain. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita yang selalu membawa terang dan berkat bagi orang lain. Amin.