Sabtu (6 April 2024): Percaya dan Beritakanlah Injil kepada Segala Makhluk! (Markus 16: 9-15)

Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya.

Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya.

Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. (Markus 16: 9-15).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

DUA bacaan hari ini (Markus 16: 9-15) dan Bacaan Pertama (Kisah Para Rasul 4: 13-21) menunjukkan peristiwa kebangkitan Yesus dan pewartaan tentang Yesus yang bangkit yang menimbulkan pertentangan, ancaman, tantangan, keraguan bahkan ketidakpercayaan.

Para pemimpin agama Yahudi merasa terancam oleh pengajaran dan karya para Rasul.  Para Rasul memberikan harapan dan penyembuhan bagi yang sakit,  dan hal itu meneguhkan iman. (Kisah Para Rasul  4:13-21).

Para Rasul dalam Injil justeru tampil sebagai orang yang ragu-ragu, kurang percaya bahkan tidak percaya akan kebangkitan Yesus. Mungkin kita seperti mereka juga. Karena itu,  peristiwa penampakan Yesus meneguhkan iman  mereka,  dan meyakinkan mereka bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan mereka.

Dalam kaca mata iman,  apa yang dianggap halangan,  tantangan,  hambatan, rintangan, kerikil-kerikil  tajam,  termasuk COVID 19 kemarin, bencana alam bisa menjadi titik awal untuk tumbuhnya sebuah sikap iman yang mengakar dan tindakan iman yang baru dan khusuk.

Tantangan,  rintangan,  ancaman (yang kita alami dalam bidang apa saja dalam hidup saat ini-di sini) dan ketidak percayaan/keraguan  (kita) dalam iman  akan Yesus yang bangkit menjadi kesempatan perjumpaan dengan Yesus yang lebih khusuk dan titik awal perutusan kita ke seluruh dunia. “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahluk!” (Markus 16: 15). Bukan sebaliknya, justru menjauhkan diri dari Tuhan,  tidak mau berjumpa dengan Tuhan lagi.

Semoga keraguan atau kekurangpercayaan kita terhadap Tuhan Yesus yang bangkit dan semoga tantangan/hambatan iman  kita  akan Tuhan yang bangkit membuat iman kita  semakin kuat serta mendalam dan semakin berjuang  dan berani untuk  bertemu dan bersatu dengan  Tuhan dengan lebih khusuk lagi.   Semoga Allah Tritunggal  Mahakudus (+) memberkati kita yang sering mengalami rintangan dan tantangan iman saat ini di sini. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *