Salib UAS, Salib Protestan dan Salib Kita

KITAKATOLIK.COM—Pernyataan sangat kontroversial, melecehkan dan melukai umat kristiani pernah dilontarkan UAS (Ustadz Abdul Somad). Dalam rekaman  yang viral di pertengahan Mei 2019 itu, UAS menegaskan bahwa ada jin kafir di dalam Salib Kristiani.

Menurut Somad, jinnya masuk melalui patung. “Jin kafir itulah yang mengajak. Makanya kalau keluarga kita di rumah sakit di dalamnya ada jin kafir itu, tutup,” katanya. Ia juga menyinggung simbol bulan sabit merah yang ada di setiap mobil ambulance sebagai jin kafir dan karena itu harus dipiloks.

Pernyataan yang diucapkannya tiga tahun sebelum video tersebut menjadi viral tersebut, sontak melahirkan kegaduhan. Ada yang melapornya ke kepolisian. Yang lain membelanya karena hal tersebut diucapkan sebagai bagian dari pengajaran yang ditujukan pada kelompoknya sendiri dan tidak bermaksud melecehkan agama lain.

Terlepas dari pandangan negatif melecehkan UAS, apa sebenarnya makna salib dan mengapa ada perbedaan penampakan salibnya orang Protestan dengan Katolik? Mengapa salib Protestan polos, tanpa corpus dan tulisan INRI yang menjadi ciri khas salib Katolik?

Salib umat kristiani polos, tanpa corpus dan tulisan INRI karena alasan penekanan teologis yaitu bahwa Yesus tidak tersalib lagi melainkan sudah bangkit. Juga terkait dengan penolakan mereka atas patung, apapun bentuknya,  yang dianggap sebagai sebuah bentuk penyembahan berhala.

Mengikuti alur itu, apakah dengan salib ber-corpus itu menunjukkan bahwa umat katolik tidak percaya kepada Yesus yang bangkit? Tentu saja tidak. Melalui doa “Aku Percaya” atau Credo, umat Katolik mengungkapkan imannya akan Yesus Kristus yang menderita sengsara, wafat dan dimakamkan… pada hari ketiga bangkit … yang naik ke sorga…

Jadi jelaslah, bahwa kita tidak hanya percaya kepada Yesus yang menderita dan wafat di kayu salib, tapi juga akan Yesus yang bangkit dan naik ke sorga. Lantas, yang dihormati itu bukan corpus atau patung, tapi Pribadi yang berada di baliknya. Jadi kita tidak menyembah berhala, tapi meyembah Yesus yang tersalib.

Inti ajaran Yesus

Jika Gereja Katolik memilih penggambaran corpus Kristus di salib, itu karena penggambaran tersebut lebih jelas menyampaikan inti ajaran kristiani sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus.

“Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu, selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.” kata Paulus dalam 1Kor 2:2. Disitu rasul Paulus mengajarkan bahwa pewartaan iman Kristiani adalah iman akan Kristus yang disalibkan, sebab dengan salib suci-Nya inilah Yesus telah menebus dosa umat manusia.

Berulangkali Paulus mengegaskan makna salib Kristus dalam misteri penebusan kita. Dalam Galatia 6:14, ia berkata, “Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus.”

Ada  beberapa alasan mengapa penggambaran corpus Kristus di salib lebih mengarahkan kita agar semakin menghayati ajaran iman kita.

Pertama, corpus Kristus itu mengingatkan kita kepada penggenapan nubuat para nabi akan Sang Mesias yang menderita, dalam diri Kristus.

Kedua, Kristus yang tersalib mengingatkan kita akan kejamnya akibat dosa kita, hingga Allah sendiri harus mengutus Kristus Putera-Nya untuk menanggung sengsara dan wafat sebagai tebusan dosa-dosa kita. Kesadaran akan hal ini mendorong kita menjauhi dosa, sebab kita mengetahui bahwa dosa-dosa kitalah yang menyebabkan sengsara-Nya.

Corpus Kristus juga mengajarkan kita akan kasih Allah yang tak terbatas. Sebab Kristus sendiri mengatakan, “Tiada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang menyerahkan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya” (lih. Yoh 15:13).

Akhirnya, corpus Kristus itu mengingatkan dan mendorong kita agar kitapun mau mengasihi, memberikan diri kita kepada orang lain tanpa pamrih, rela berkorban dan tak mudah putus asa dalam memikul salib kita sehari-hari. (Admin/dbs)

One Comment on “Salib UAS, Salib Protestan dan Salib Kita”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *