Selain Misa Minggu, Umat Juga Harus Beristirahat

KITAKATOLIK.COM—Mengikuti Perayaan Ekaristi merupakan salah satu kewajiban yang harus diikuti oleh umat kristiani. Salah satu dokumen penting dari Konsili Vatikan II yaitu Konstitusi Liturgi artikel 106.

“Pada hari ini umat Kristen harus berkumpul untuk mendengarkan Sabda Allah dan berpartisipasi dalam Ekaristi, untuk mengenangkan derita, kebangkitan serta kemuliaan Tuhan Yesus dan bersyukur kepada Allah, yang telah ‘melahirkan mereka kembali ke dalam pengharapan yang hidup melalui kebangkitan Yesus dari mati’ (I Petrus 1,3). Maka dari itu hari Tuhan merupakan hari raya paling dini yang harus dianjurkan dan ditekankan bagi ibadah umat beriman sekian, sehingga hari ini juga merupakan hari kegembiraan dan hari libur.”

Jauh sebelum perintah Konsili Vatikan II yang digelar dari 1962-1965 itu, perintah untuk berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi atau misa sudah ditegaskan oleh para Bapa Gereja di awal sejarah kekristenan. Santo Ignatius dari Antiokhia (50-107 Masehi), mengajukan ekskomunikasi (pengucilan) dari persekutuan umat beriman bagi umat yang  absen dari misa hari minggu.

Pendapat ini kemudian diperkuat oleh Konstitusi hasil Sinode Elvira. Sejak abad 5, ketakhadiran dalam misa hari minggu dianggap sebagai dosa berat.

Di kemudian hari, kewajiban itu dirumuskan dalam Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici) yang menjadi pegangan bagi gereja seluruh dunia.

Dalam kanon 1247 disebutkan, “Pada hari Minggu dan para hari raya wajib lain, umat beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam Misa…”

Dalam kanon yang sama, juga disebutkan kewajiban untuk istirahat. “Hendaklah mereka tidak melakukan pekerjaan dan urusan-urusan yang merintangi ibadat yang harus dipersembahkan kepada Allah atau merintangi kegembiraan hari Tuhan atau istirahat yang dibutuhkan bagi jiwa dan raga.”

Menurut ritus Katolik

Pada bagian lain, kanon 1248 ayat 1, ditegaskan bahwa perintah untuk ikut misa tersebut terpenuhi bila orang merayakan Ekaristi di mana pun, asalkan dirayakan menurut ritus katolik. Waktunya bisa pada hari minggu yang bersangkutan, atau pada sore hari sebelumnya.

Selain  harus ritus katolik, kewajiban tersebut terpenuhi bila yang bersangkutan mengikuti seluruh misa, bukan hanya bagian tertentu saja. Meski seolah dibagi dua bagian, yaitu Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi, keduanya menjadi satu kesatuan tak terpisahkan.

Hadir secara badaniah

Bertolak dari keyakinan bahwa Ekristi merupakan perayaan bersama, dalam persekutuan umat beriman, maka dituntut kehadiran badaniah atau fisik. Komunikasi iman yang terjadi dalam Ekaristi menuntut kehadiran badaniah yang utuh. Jadi tak diperkenankan menghadiri misa dari luar gereja.

Bolehkah umat mengikuti misa melalui radio atau video streaming? Secara prinsip, ikut misa berarti hadir secara fisik. Mengikuti misa lewat radio, live streaming atau televisi, baru diijinkan bila secara fisik dan moral, seseorang tak bisa mengikuti misa secara fisik dalam komunitas umat beriman.

Nah, apa yang dilakukan semasa musim pandemic COVID-19 di mana umat mengikuti misa melalui Live streaming atau melalui televisi, jelas tak berlawanan dengan perintah untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari Minggu.

Berkumpul

Berkumpul, bersekutu, juga menjadi salah satu ciri dari perayaan Ekaristi yang juga mengekspresikan hakekat kita sebagai anggota gereja.

Kata “igreja” yang kemudian di Indonesiakan menjadi “gereja” berasal dari “ekklesia” (Yunani) yang berarti “kumpulan orang yang dipanggil oleh Allah”.

Umat Kristen sejak awal mula menyadari pentingnya berkumpul. Sabda Yesus yang mengatakan: “Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, disitu Aku berada di tengah-tengah mereka” (Mat.18,20) sungguh tertanam di hati umat purba perdana.  Dalam Kisah Para Rasul  3,42, kita baca: “Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa”.

Bahkan perkumpulan di bait Allah itu sering mereka buat setiap hari (bdk.Kis.2,46). Hal ini merupakan ekspresi ciri komunitas beriman sebagai tubuh (I Kor.12,12-31) yang akan lebih jelas nampak kalau anggota-anggotnya bersatu dan berkumpul.

Umat Allah berkumpul untuk menyatakan dirinya sebagai komunitas yang beriman pada Kristus dan yang bersama-sama dengan Kristus sebagai kepala membangun Tubuh Mistik Kristus. (Paul MG)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *