Selasa (28 Mei 2024): “Upah” Mengikuti Yesus dengan Sungguh-sungguh (Markus 10: 28-31)

Setelah Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk Kerajaan Allah, berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau.”

Maka Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat:  rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang  ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir  dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.” (Markus 10: 28-31).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

SETELAH Yesus berkata betapa sukarnya orang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah, bahwa lebih mudah seekor unta melewati “lobang jarum” daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah (Markus 10:23.25), berkatalah Petrus kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau.”  Maka Yesus menjawab: Barang siapa meninggalkan rumah, saudara saudari, ibu atau bapa, anak-anak  atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali serratus kali lipat … dan menerima hidup yang kekal. (Markus 10: 28-30).

Ketika Yesus mengatakan hal itu, Ia  tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa tidak mungkin sama sekali orang kaya  masuk Kerajaan Allah. Orang kaya tetap bisa masuk Kerajaan Allah. Ada yang tidak bisa masuk.  Tapi ada juga yang agak sulit. Mengapa sulit?

Pertama, kekayaan bisa mengecohkan manusia untuk  bergantung mutlak kepada kekayaannya,  dan tidak lagi bergantung kepada Allah sebagai penjamin kehidupan. Kedua, kekayaan bisa membuat manusia  sangat melekat erat pada dunia dan tidak lagi punya kerinduan untuk  kehidupan surgawi (dekat,  bersatu dengan Tuhan). Ketiga, kekayaan bisa membuat manusia “ingat diri/egois” karena manusia selalu tidak pernah puas denga napa yang dimilikinya.

Selama seseorang tetap menggantungkan hidupnya pada Allah,  selama tidak melekatkan diri pada dunia dengan segala tawaran menariknya,  selama tidak ingat diri, selama kita tetap fokus krpada Tuhan dan sesama di tengah kesibukan duniawi ini, selama itu juga ia sangat-sangat layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah; dapat masuk melalui lobang jarum yg sempit dan kecil itu;  selama itu bisa mendapat upah 100 kali lipat dan Rahmat serta berkat dari Tuhan, mendapat sukacita, kegembiraan dan kebahagiaan hidup.

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya setiap orang (kaya atau miskin) yanag karena Aku (mengikuti Aku dengan sungguh-sungguh) dan karena Injil meninggalkan rumahnya,  saudaranya laki-laki  atau saudaranya perempuan,  bapa atau ibunya,  anak-anak  atau ladangnya,  akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan memperoleh hidup yang kekal!” (Markus 10: 29-30).

Selamat menikmati janji upah: Rahmat dan berkat 100 kali lipat (berkelimpahan)! Selamat menikmati dan memperoleh hidup yang kekal, hidup yang selalu dekat dan bersatu dengan  Tuhan dan sesama “saat ini di sini’.  Semoga dengan bantuan doa Bunda Maria dan Santo Yosef, Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *