“Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3: 7-15).
Oleh: Romo Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
Gerakan dalam Gereja Katolik telah mengubah hati begitu banyak orang di zaman kini hingga mereka sungguh-sungguh terlibat atau berpartisipasi aktif dalam kehidupan menggereja, termasuk karya pewartaan dan diakonia (pelayanan), seperti yang terjadi pada zaman Gereja Perdana, mereka “hidup bersama, sehati sejiwa”.
Ciri hidup mereka adalah hidup bersama dan sehati sejiwa, memandang apa yang dimiliki adalah anugerah, rahmat, berkat dari Tuhan, maka semuanya itu diperuntukkan juga bagi sesama, sehingga hidup dirasakan “bukan seorang diri saja”. Ada semangat berbagi.
Dengan pencurahan kuasa Roh Kudus, banyak orang masa kini merasa seperti “dilahirkan kembali” dan mengalami buah-buah rohani yang luar biasa. Buah-buah rohani yang diperoleh melalui pertobatan dan pembaharuan hidup mendorong kita untuk melakukan segala pekerjaan yang baik dan benar dengan melayani Tuhan dan sesama, melakukan segala sesuatu, melakukan pelayanan dalam kasih, omnia in caritate. Inilah buah rohani bagi kita!
Dorongan atau semangat untuk melakukan itu adalah buah dari karya Roh Kudus, buah dari “dilahirkan kembali”. Jadi Sabda Yesus hari ini sungguh menjadi kunci pembukanya: “Kamu harus dilahirkan kembali!”
Kita diajak untuk bersedia atau siap untuk “selalu dilahirkan kembali dalam Roh”. Selalu berjuang untuk berbagi kasih! Bersedia bertobat! Bersedia untuk membarui diri. Bersedia untuk berubah ke arah yang lebih baik dan benar! Bersedia melayani! Bersedia berbuat baik dan benar. Itu tanda dilahirkan kembali!
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang selalu mau dilahirkan kembali: bertobat, membarui hidup dan melayani dalam kasih. Amin.