Inilah yang diberitakan Yohanes Pembabtis: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.”
Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Markus 1: 7-11).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
PERTEMUAN Yohanes dan Yesus dalam peristiwa pembaptisan Yesus memuat intisari semangat, kepribadian dan arah tujuan pelayanan Yesus. Yaitu demi kepentingan kita manusia, bukan untuk kemuliaanNya. Dia rela meninggalkan kemuliaanNya dengan mau dibaptis Yohanes.
“Akulah yang perlu dibaptis olehMu, dan Engkau datang kepadaku?” kata Yohanes kepada Yesus. “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah!” kata Yesus kepadanya (Matius 3:14-15).
Yesus mau mengajak kita untuk bersikap rendah hati terhadap Tuhan dan sesama dengan mau “dibabtis” (terus menerus) karena berdosa (Yesus “mau dibaptis” meskipun tidak perlu, karena tidak berdosa). Juga diajak untuk setia dan taat kepada kehendak Allah (menggenapkan kehendak Allah). Juga diajak untuk solider dengan orang lain. Juga diajak untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Semangat dan sikap Yesus ini yang membuat Dia sungguh berkenan di hati Tuhan. “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan!” (Markus 1:11).
Pada Pesta Pembaptisan Tuhan ini, kita semua diajak untuk menjadi anak yang berkenan di hatii Tuhan di sini-saat ini (here and now)! Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang berkenan kepada Tuhan. Amin.