SRILANKA,KITAKATOLIK.COM—Meski dapat memberikan respons manusiawi dan egoistis atas tindakan beberapa pemuda yang melakukan pemboman yang menewaskan sekitar 150 umat Katolik pada Minggu Paskah tahun silam, gereja Katolik Sri Lanka, memilih jalan pengampunan.
“Bertolak dari ajaran-ajaran Kristus, kami mengasihi, mengampuni dan mengasihani mereka,” kata Uskup Agung Kolombo Kardinal Malcolm Ranjith dalam Misa Minggu Paskah (12/4/2020) yang lalu. “Kabangkitan adalah penolakan total kepada keegoisan,” tambahnya.
Sembilan pembom bunuh diri menargetkan dua gereja Katolik, satu gereja evangelis dan tiga hotel pada 19 April 2019. Serangan brutal itu telah menewaskan sekitar 259 orang dan melukai lebih dari 500 orang. Para pembom yang semuanya adalah warga Negara Sri Lanka mengaku berasal dari sebuah kelompok islam yang dikenal sebagai Jamaah Thowheeth Nasional.
Adapun gereja Katolik yang mengalami insiden bom saat itu adalah Gereja Katolik Santo Anthony’s Shrine di Kolombo dan Gereja St Sebastian di Negombo.
Dalam Paskah kemarin, umat ingin sekali merayakan Paskah di gereja-gereja yang dibom tahun lalu, tetapi mengikuti langkah pemerintah dalam memerangi COVID-19, mereka terpaksa merayakannya di rumah.
Menurut Johns Hopkins University Coronavirus Resource Center, sudah lebih dari 217 orang di Sri Lanka terkena COVID-19 dan tujuh orang meninggal pada 11 April. (Admin)