SINGAPURA,KITAKATOLIK.COM—Dalam kotbahnya di Stadiun Nasional Singapura, Paus Fransiskus menegaskan bahwa cinta merupakan dasar dan syarat mutlak bagi karya-karya yang abadi. Kehebatan bisa menghantar manusia kepada kesombongan yang bermuara kepada kebinasaan, bila tidak didasarkan oleh cinta.
“Tidak ada sesuatu pun yang abadi yang lahir atau tumbuh tanpa cinta!” kata Paus dalam Perayaan Ekaristi yang dihadiri sekitar 55.000 umat Katolik, pada Kamis (12/9/2024) yang lalu seperti dilaporkan Hannah Brockhaus kepada Catholic News Agency (CNA).
“Terkadang kehebatan dan kemegahan proyek kita bisa membuat kita melupakan hal ini dan membodohi kita dengan berpikir bahwa kita bisa menjadi satu-satunya pencipta kehidupan kita, kekayaan kita, kesejahteraan kita, kebahagiaan kita. Namun, pada akhirnya, kehidupan membawa kita kembali pada satu kenyataan: Tanpa cinta kita bukanlah apa-apa,” tambahnya.
Sama seperti seruan Santo Yohanes Paulus II saat memimpin Perayaan Ekaristi di Singapura pada November 1986 yang lalu, Paus Fransiskus mengajak umat untuk berbagi sebagai jawaban kita atas kasih Tuhan.
“Tuhan telah menunjukkan cintaNya kepada kita dan Dia mengundang kita untuk berbagi dengan orang lain, … merespons dengan murah hati terhadap kebutuhan orang miskin, … yang ditandai dengan belas kasih terhadap mereka yang berduka, … cepat memberikan keramahtamahan dan tekun di saat-saat pencobaan, siap mengampuni juga terhadap mereka yang membenci kita. … Cinta adalah inti dari Injil,” katanya.
Sangat antusias
Umat yang mengikuti Perayaan Ekaristi tak hanya berasal Singapura, tapi juga pekerja migran dari Malaysia, umat Katolik Vietnam, dan delegasi dari Hong Kong yang dipimpin oleh Kardinal Stephen Chow.
Setelah mengunjungi negara mayoritas Muslim di Indonesia, diikuti oleh Papua Nugini yang mayoritas beragama Kristen, dan Timor Timur yang 98% beragama Katolik, Paus Fransiskus mendarat pada hari Rabu di Singapura, sebuah negara kota dengan sekitar 176.000 umat Katolik.
Gereja Katolik di Singapura berakar pada misionaris pertama yang, bersama dengan St. Fransiskus Xaverius tiba di Malaysia pada abad ke-16. Singapura terletak di ujung Malaysia, sebuah pulau yang hanya dipisahkan oleh selat sempit. (Admin/CNA).