KITAKATOLIK.COM—Sejak tanggal 7 Juli 2021, dunia menggelar “Global Prayer 247 Praise and Worship” yang dimotori beberapa negara di Asia, terutama Malaysia, Singapura, Taiwan dan Indonesia. Digelar hingga 5 September 2021, acara ini mengundang dan terbuka bagi keterlibatan gereja dan kelompok-kelompok umat kristiani, termasuk Katolik, untuk mengisi slot yang terbentang selama 61 hari tersebut.
Global Prayer 247 ini dilakukan untuk mengantisipasi dan merespon pandemi COVID-19 yang kian merajalela dengan varian-varian barunya yang melahirkan kecemasan dan ketakutan serta krisis multidimensi. Ganti terfokus dan dibelenggu kecemasan akibat COVID-19, kita diundang melalui pujian dan penyembahan untuk memfokuskan diri pada Tuhan.
“Ini adalah tentang kerinduan Allah, agar setiap orang mengalihkan perhatian dari persoalan-persoalan yang terjadi dan memandang kepada Yesus Tuhan kita. Tidak lagi berfokus pada pandemi, kekurangan keuangan, ketakutan dan kematian,” kata pastor Tony Mulia Song, fasilitator JDN (Jaringan Doa Nasional) yang ikut dalam rapat inisiasi gerakan doa sejagad ini.
Selain Dr. Tony Mulia, rapat yang diiniasi oleh tim dari Malaysia ini juga mengikutsertakan Rev Nathaniel Chow, Kepala BOL Global Apostolic Network dari Taiwandan Rev Daniel Tan dari Malaysia Apostolic Networking Center.
“Tuhan memanggil kita untuk mencari DIA dan mengerti kehendak-Nya. Untuk bersama-sama mencari wajah Tuhan dan menyembah Tuhan, mempersiapkan jalan bagi Raja kemuliaan, berpuasa dan berdoa dan bertobat dengan satu hati dan satu hati,” kata Tony mengutip 2 Tawarikh 7:13-14.
Pujian dan penyembahan, kata dia, perlu melibatkan seluruh umat di dunia karena pandemi COVID-19 ini menimpa seluruh umat manusia. Penanganannya pun, entah dari segi medis, sosial ekonomi pun rohani, membutuhkan keterlibatan seluruh masyarakat dunia.
“Secara rohani kita akan melihat perubahan terjadi di antara bangsa-bangsa di seluruh dunia saat kita memohon belaskasihanNya agar keconcangan yang terjadi mendatangkan perubahan yang sesuai rencana dan tujuan Tuhan,” harap Tony.
Terinspirasi TahtaNya 24/40
Bila ditelisik lebih jauh, Global Prayer Praise and Worship ini sebenarnya terinspirasi gerakan doa 24/40 dengan tema Tahta-Nya yang digelar 8 Juli hingga 17 Agustus 2020 yang lalu. Diinisiasi oleh JDN (Jaringan Doa Nasional), telah digelar Pujian, Penyembahan dan Doa selama 24 Jam dan 40 hari, dan melibatkan 514 kelompok dari berbagai denominasi gereja, komunitas dari Sabang-Merauke dan juga dari luar negeri.
Apa yang dilakukan di Indonesia ternyata menginspirasi saudara-saudara kita di Malaysia sehingga pada 30 Mei 2021, melalui wadah Malaysia United Fire Wall (MUFW), mereka memulai acara pujian penyembahan dan doa.
Acara yang semula direncanakan berlangsung hanya seminggu, kemudian diperpanjang karena mendapat respons positif dan melibatkan banyak kelompok umat Tuhan di Malaysia. Ternyata tak hanya dua minggu, tapi diperpanjang lagi hingga menjadi 21 hari dan akhirnya malah 50 hari.
Pihak Malaysia lalu mengajak umat Tuhan di negara lainnya untuk terlibat dalam gerakan doa ini. Menurut salah seorang penggerak jaringan doa Malaysia Ruth Chieng Sy, pandemi ini merupakan peperangan rohani.
“Ketika kekuatan jahat mengembangkan diri dengan cepat melalui COVID dan menggunakan strategi barunya melalui varian delta untuk membunuh dan mencemaskan orang, kita umat Tuhan juga harus mengembangkan kekuatan melalui jaringan doa yang lebih luas dan intensif lagi,” kata Ruth.
Secara teknis, pujian dan penyembahan yang mengundang keterlibatan seluruh umat Tuhan dari berbagai denominasi, termasuk kelompok Katolik ini, akan dibagi dalam dua kegiatan yang berkelanjutan selama 61 hari. Doa, Pujian dan Penyembahan digelar dari tanggal 7 Juli hingga 5 September. Sementara dari tanggal 7 Juli hingga 15 Agustus, umat diajak juga untuk berpuasa.
Kelompok umat dari berbagai denominasi diundang mengikuti acara rohani ini. Untuk pengaturan slot, silahkan menghubungi Festy di nomor 0812-1098-5680 atau Anto di 0877-8304-9457. (Admin)