KITAKATOLIK.COM—Kebangkitan dan kemudian penampakkan Yesus yang terjadi secara teratur, setiap minggu sekali, menjadi cikal-bakal perayaan Hari Minggu Kristiani (Katolik dan Kristen).
Perayaan hari minggu bertumbuh dan berkembang dari pengalaman iman gereja purba bahwa Yesus yang bangkit tetap membina persekutuan dengan jemaat-Nya. Setelah kebangkitan-Nya, Ia berulang-ulang muncul di tengah-tengah mereka dan mengadakan perjamuan bersama mereka pada hari pertama dalam minggu (Yoh.20,19; Lk.14,13) atau hari ke delapan (Yoh.20,26).
“Pengulangan yang tetap antara hari pertama dalam minggu dan hari kedelapan menunjukkan adanya ritme yang tetap bagi mereka untuk berkumpul,” kata Carl Henry Peschke dalam bukunya Christian Ethics:A Presentation of General Moral Theology in The Light of Vatican II yang diterbitkan pada tahun 1981.
Pertemuan mingguan pada hari pertama dan pada hari ke delapan itu, diisi dengan memecahkan roti sebagai kenangan akan Kristus. “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti…” (Kisah Para Rasul 20,7).
TULISAN TERKAIT:
SELAIN MISA MINGGU, UMAT JUGA HARUS BERISTIRAHAT http://www.kitakatolik.com/selain-misa-ming…rus-beristirahat/
Oleh karena itu, hari Minggu sesungguhnya bukan merupakan kelanjutan dari Hari Sabat Yahudi tapi merupakan hari khas kristiani.
Hari Sabat Yahudi merupakan imitatio atau peniruan dari istirahat Allah sesudah penciptaan dunia. Juga peringatan akan perjanjian antara Yahweh dan Israel dan sebagai hari yang dikuduskan bagi Tuhan dengan ditandai oleh ibadah suci dan istirahat.
Semetara hari Minggu merupakan hari perayaan kebangkitan Tuhan yang senantiasa menyertai umat-Nya dalam Ekaristi.
“Yang membuat Hari Minggu menjadi Hari Tuhan adalah Ekaristi, kehadiran Tuhan yang bangkit di antara kita dalam peringatan kematian-Nya. Hari Minggu, hari setelah Sabat, secara mutlak ditandai oleh Kebangkitan Kristus,” kata Teolog Katolik Pastor Bernard Haring, C.SS.R. dalam bukunya The Law of Christ.
Praktek ini berkembang dan semakin disempurnakan. Ketika agama Katolik menjadi agama resmi negara (Kekaisaran Romawi) dibawah pemerintahan Kaisar Konstantinus, peraturan resmi untuk menjalankan ibadah dan istirahat hari minggu dikonstitusikan (tahun 321 M).
Tentang hari Minggu ini, Konsili Vatikan II menulis: “Berdasarkan tradisi para rasul, yang dimulai pada hari kebangkitan Kristus sendiri, Gereja merayakan misteri Paska pada hari kedelapan, hari yang tepat disebut hari Tuhan atau hari Minggu. Pada hari ini, umat kristen harus berkumpul untuk mendengarkan Sabda Allah dan berpartisipasi pada Ekaristi untuk mengenangkan derita, kebangkitan dan Kemuliaan Tuhan Yesus.” (Paul MG)