Lama Vakum, KRK dan Adorasi PDPKK Santa Helena Kembali Digelar Meriah

TANGERANG,KITAKATOLIK.COM—Setelah lama tak bisa digelar lantaran pandemi COVID-19, Kebangunan Rohani Katolik dan Adorasi kembali digelar oleh Persekutuan Doa Pembaharuan Kharismatik Katolik (PDPKK) Santa Helena di lantai IV Gedung Karya Pastoral, Paroki Curug-Santa Helena, Jumat (28/1/2022).

KRK yang menghadirkan Pastor Constantius Eko Wahyu, OSC sebagai pembicara utama ini mengusung tema “Aku Memberi Nafas Hidup di Dalammu, Supaya Kamu Hidup Kembali” dengan ayat inspirasi utama dari Yehezkiel 37:5.  Ratusan umat, baik dari Paroki Curug maupun paroki-paroki lainnya  mengikuti gelaran rohani yang berlangsung dari pukul 18.00 hingga 21.30 WIB ini.

Ruang bagi Roh Kudus

Dalam sambutan pembukaannya, Pastor Lukas Sulaiman OSC, Pastor Paroki Curug, Santa Helena, menegaskan bahwa KRK dan Adorasi merupakan kesempatan emas bagi umat untuk memperkaya kehidupan, terutama dalam sisi rohani.

“Malam ini merupakan kesempatan baik sekali untuk kita mengingat kembali karya Roh Allah di dalam kehidupan kita masing-masing. Memang ketika kita dibabtis, kita sungguh diberikan Roh Kudus, tapi kita kadang-kadang lupa sehingga kita tidak menyediakan sungguh-sungguh ruang dalam kehidupan kita untuk karya Roh Kudus. Maka malam kita diajak untuk melihat kembali Karya Allah di dalam kehidupan kita, khususnya Karya Roh-Nya dalam pertumbuhan iman dan kerohanian kita,” kata pastor Paroki Curug-Santa Helena ini.

Karya Roh Kudus, kata dia, nampakdalam kehidupan pribadi dan komunitas — baik di lingkup rumah tangga, lingkungan, wilayah maupun paroki – yang mengekspresikan hadirnya buah-buah Roh yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan dan penguaaan diri.

“Semoga KRK ini juga melahirkan pertobatan sehingga kita mengalami transformasi diri menjadi lebih baik lagi,” katanya.

Jangan terlena

Di awal renungannya, Pastor Constantius Eko Wahyu, OSC menyentil sikap orang Israel yang terlena dan kemudian lupa akan penyertaan dan berkat Tuhan.

“Kalau kita lihat sejarah Israel, terlihat memang Tuhan selalu menuntun, memberkati, dan tidak pernah meninggalkan mereka. Tetapi rupanya, orang Israel tidak menghargai berkat Tuhan. Makanya Tuhan memberikan mereka masuk di tanah pembuangan. Tuhan biarkan mereka diperbudak seperti dulu waktu di Mesir,” jelas Pastor Eko.

Sama seperti Israel, situasi enak dalam kehidupan, sering membuat kita telena. Akhirnya tidak menghargai berkat Allah.

“Pembuangan  di Babel hendak mengembalikan Israel kepada Allah. Penderitaan pun  bertujuan agar kita sadar akan penyertaan Tuhan dan bertobat. Juga untuk menunjukkan kesungguhan dan keteguhan hati kita,” katanya.

Taat protokol kesehatan

Pelaksanaan KRK dan Adorasi yang dikoordinir oleh Alexander StandySetiadi ini  digelar dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Terlihat umpamanya dari penataan kursi yang berjarak kurang lebih se-meter. Semua peserta pun mengenakan masker.

Para pegiat PDPKK  yang saat ini dikoordinatori oleh Ketua PDPKK Santa Helena Christina Fransisca Rosiyani Suwita telah membuat acara ini berlangsung meriah dan berkesan. Padahal masa persiapannya  hanya kurang lebih sebulan.

“Puji Tuhan, semua dapat berjalan dengan baik,” kata Putri, salah seorang pegiat PDPKK Santa Helena.  (Paul MG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *