Memberkati Rumah Baru, Pastor Jerry: Jadikan Suasana Rumah Kita Seperti Hati Maria

TANGERANG, KITAKATOLIK.COM—Memberkati rumah (atau kantor) sudah mentradisi dalam kehidupan keluarga-keluarga Katolik. Pada Sabtu (25/6/2022) malam, misalnya, puluhan umat berkumpul  di rumah Adrianus Dewa Loke yang terletak di seputaran Cisauk, Paroki Serpong, Santa Monika, Tangerang.

Dipimpin Pastor Jerry Nardin CMF, umat yang berasal dari lingkungan setempat, juga kerabat tuan rumah  yang berasal dari Kabupaten Ngada, Flores mengikuti prosesi pemberkatan rumah yang dirangkai dalam Perayaan Ekaristi, diiringi koor dari Ngada Ine Sina Choir. Hadir juga sekelompok umat  dari Bintaro, sahabat separoki Adrianus sebelum dia pindah ke Monika.

Merangkai dua peristiwa penting yang dirayakan malam itu – pemberkatan rumah dan perayaan Pesta Wajib Hati Tak Bernoda Bunda Maria –, pastor Jerry meminta umat untuk menjadikan hati Maria  sebagai warna dasar seluruh dinamika kehidupan dalam rumah.

Tiga kualitas hati Maria

Pastor Jerry menyebut tiga kualitas hati Bunda Maria yang perlu ditiru yaitu menerima rencana Allah dengan mengatakan “ya”; menyimpan segala perkara di dalam hati dan bersukacita karena Tuhan.

“Rumah kediaman ini hendaknya menjadi  seperti hati Maria. Hati yang selalu megatakan ‘ya’, yang mengekspresikan penerimaan. Kalau dalam rumah itu apa yang dikatakaan oleh seseorang  selalu ditolak, dia akan merasa  tidak at  home di situ. Dia akan merasakan bahwa rumah ini bukan tempatnya,” ujar pastor kelahiran Manggarai yang sedang merampungkan tugas belajarnya ini.

Jawaban “ya” juga, masih menurut pastor Jerry, menunjuk pada kesetiaan, ketundukan  dan ketaatan kepada kehendak Tuhan.

Kualitas kedua, — menyimpan segala perkara  di dalam hatinya –, terekspresi  dalam sikap tak mengumbar kekurangan pribadi-pribadi dalam rumah ke pihak  lain, apalagi melalui media sosial.

“Jangan ada yang menggembar-gemborkan aib keluarganya  ke media sosial. Rumah kita menjadi hati yang baik kalau kita bisa menyimpan rahasia,” katanya. “Menyimpan perkara dalam hati”, sambung pastorJerry, juga berarti  memberikan kesempatan untuk mengambil jarak dengan perkara  tersebut sehingga kita bisa mendapatkan makna dari setiap peristiwa itu bagi kehidupan kita.

Sementara kualitas ketiga nampak ketika setiap orang yang diam di dalamnya mengalami sukacita.  Dan ia menggarisbawahi  bahwa sukacita tak sama dengan  senang atau  bahagia.

“Senang itu bersifat fisik. Kalau kita lapar, lalu makan, kita pasti akan senang. Bahagia itu     bersifat psikologis. Ketika cita-cita tercapai misalnya, kita bahagia. Sementara sukacita adalah kegembiraan hati karena percaya bahwa Tuhan selalu menyertai,” jelas pastor yang ditahbiskan setahun silam  ini.

“Hidup kita mungkin  tidak baik-baik banget. Tidak selamanya bahagia. Kita mungkin alami kegagalan. Ada persoalan dalam keluarga. Tapi kalau  kita percaya bahwa ada Tuhan  yang menyertai kita, kita pasti akan alami sukacita dan sukacita itu akan bertahan lama.”

Meski merupakan  bangunan fisik, rumah tak sekedar bangunan fisik. Rumah itu pertama-tama adalah relasi yang dibangun di dalamnya. Juga suasana yang dibangun dalam keluarga  itu.

“Kalau dalam bahasa Inggris itu jelas. House dan home. Rumah sebagai relasi atau suasana itu disebut home, makanya kita merasa at home. Kita merasa diterima, dicintai dan merasa nyaman di dalamnya,” tukas Pastor Jerry.

Penghuninya juga diberkati  

Sekedar  menambah informasi, pemberkatan rumah  bukanlah  sakramen seperti halnya Ekaristi tapi sakrametali.  Keduanya dimaksudkan untuk menguduskan setiap kejadian penting di dalam hidup umat beriman.

Melalui  pemberkatan rumah ini, diharapkan rumah tersebut dan seluruh penghuninya merima efek-efek rohani seperti perlindungan dari kuasa jahat, maupun rahmat kerukunan dan kasih dalam keluarga.

Maksud   utama sakramentali adalah menguduskan umat beriman yang memakai barang-barang tertentu yang diberkati itu, dan bukan semata menguduskan barang-barang itu sendiri.

Jika suatu rumah sudah pernah diberkati, namun pemilik yang terdahulu sudah pindah, adalah baik jika pemilik baru mengadakan pemberkatan rumah, bukan karena meragukan efek sakramentali yang sudah pernah diberikan, tetapi memohon agar rahmat sakramentali yang memberikan efek pengudusan itu dapat diberikan kepada -dan dialami oleh- keluarga yang baru yang menempatinya. (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *