VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Janji tentang kedatangan dan kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita merupakan dasar pengharapan yang membangkitkan optimisme dalam kehidupan, meski kehidulan yang kita jalani tidak selalu baik-baik saja.
Mengutip Matius 24: 42, Paus Fransiskus menegaskan bahwa penyataan “Tuhanmu datang!” mendukung dan menguatkan kita bahkan di saat-saat tersulit dan menyakitkan dalam hidup kita.
“Tuhan datang, Tuhan sudah dekat dan akan datang. Janganlah kita pernah melupakan ini! Tuhan selalu datang, Tuhan mengunjungi kita, Tuhan mendekatkan diri, dan akan kembali di akhir zaman untuk menyambut kita dalam pelukan-Nya,” kata Paus Fransiskus dalam pesannya sebelum mendaraskan Doa Malaikat Tuhan dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (27/11/2022).
Dalam rutinitas kita
Kedatangan dan kehadiran Tuhan tersebut, kata Paus, tak selamanya dalam cara yang spektakuler atau melalui tanda ajaib. Dia tidak datang dalam peristiwa luar biasa, tetapi dalam hal sehari-hari.
“Dia memanifestasikan diri-Nya dalam hal-hal sehari-hari. Dia ada di sana, dalam pekerjaan kita sehari-hari, dalam pertemuan yang kebetulan, di hadapan seseorang yang membutuhkan, bahkan ketika kita menghadapi hari-hari yang tampak kelabu dan monoton, di sanalah kita menemukan Tuhan, yang memanggil kita, berbicara kepada kita dan menginspirasi tindakan kita,” kata Paus kepada para peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Terhadap kedatangan Tuhan tersebut, sikap kita adalah selalu terjaga, berjaga-jaga dan waspada sebab ada bahaya bahwa kita tidak menyadari kedatanganNya dan tidak siap menerima kunjunganNya.
Paus juga mengajak umat untuk merenungkan kata-kata Santo Agustinus: “Saya takut akan Tuhan yang lewat!” Seperti Santo Agustinus, kita pun harus waspada dan cermat agar ketika Tuhan lewat, kita sungguh-sungguh mengenalinya. \
Kita tak boleh mengikuti sikap orang-orang pada jaman Nuh yang makan dan minum dan tidak mengetahui sampai air bah itu datang dan menghayutkan mereka. (Matius 24: 39).
“Memang, Yesus berkata bahwa, ketika Dia akan datang, ‘kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan’ (ayat 40). Dalam arti apa? Apa bedanya? Sederhananya, yang satu waspada, dia menunggu, mampu membedakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan yang lain teralihkan perhatiannya, ‘terseret’, dan tidak memperhatikan apa pun,” jelas Paus Fransiskus.
Di akhir pesannya, Paus meminta kita untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Mari pertanya, apakah saya sadar akan apa yang saya jalani, apakah saya waspada, apakah saya terjaga? Apakah saya mencoba mengenali kehadiran Tuhan dalam situasi sehari-hari, atau apakah saya terganggu dan sedikit kewalahan oleh banyak hal? Jika kita tidak menyadari kedatangan-Nya hari ini, kita juga tidak akan siap ketika Dia tiba di akhir zaman,” katanya. (Admin)