Paus Minta Kita Bertanggungjawab kepada Sesama

VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Dalam pesan Angelusnya pada Minggu (2/8/2020) kemarin, Paus Fransiskus mendesak umat Katolik untuk bertanggungjawab bagi kesejahteraan orang lain.

Penegasan tersebut terkait dengan bacaan Injil kemarin yang  bercerita tentang mukjizat Yesus memberikan makan kepada 5000 orang (Matius 13: 13-21).

Paus mencatat bahwa pada saat matahari terbenam para murid “praktis” telah mendesak Yesus untuk mulangkan orang banyak yang lapar untuk mencari makanan. Sebaliknya, ia tegas berkata:  “Kamu memberi mereka sesuatu untuk dimakan.”

“Yesus ingin menggunakan situasi ‘dilematis’ ini untuk mendidik murid-muridNya,  baik yang hidup di jaman itu maupun sekarang, tentang logika Allah,” kata Paus.

Logika Allah, kata Paus, berbeda dengan logika yang diambil oleh para murid ketika itu yaitu logika “cuci tangan” atau “biarkan mereka berjuang sendiri”.

“Logika Tuhan adalah mengambil tanggung jawab untuk kesejahteraan orang lain. Logika tidak mencuci tangan, dan melempar tanggung jawab,” katanya. “Logika ‘cuci tangan’ tak ada dalam kamus kekristenan,” tambahnya.

Paus Fransiskus mengenang, setelah para murid memberikan kepada Yesus lima ketul roti dan dua ekor ikan,  Yesus melakukan mukjizat yang memungkinkan setiap orang yang hadir bisa makan sepuasnya.

“Melalui tindakan ini,  Yesus menunjukkan kuasa-Nya. Bukan dengan  cara yang spektakuler tetapi dengan sebuah tindakan amal yang keluar dari kemurahan hati Allah Bapa terhadap anak-anak-Nya yang letih dan membutuhkan. Dia terbenam dalam kehidupan umat-Nya, Dia memahami kelelahan dan keterbatasan mereka. Dan Dia  tidak membiarkan siapa pun hilang, atau kalah. Ia memelihara jiwa mereka dengan firman-Nya dan menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi tubuh mereka,” urai Paus.

Berbicara dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Paus menggarisbawahi hubungan antar mukjizat penggandaan roti dengan Ekaristi.

“Patut dicatat betapa dekatnya kaitan antara roti Ekaristi, makanan untuk kehidupan abadi, dan roti atau makanan harian, yang diperlukan untuk kehidupan duniawi,” kata Paus. “Sebelum  diri-Nya kepada Bapa sebagai Roti Kehidupan yang menyelamatkan,  Yesus memastikan ada makanan bagi mereka yang mengikuti-Nya dan yang, jika ingin bersama-Nya, lupa membuat perbekalan.”

Paus menambahkan bahwa belas kasihan dan kelembutan yang ditunjukkan Yesus kepada orang banyak bukanlah sentimentalitas, melainkan manifestasi konkret dari cinta yang peduli pada kebutuhan orang  lain. (Admin)
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *