Sekali peristiwa, ada dua orang buta mengikuti Yesus sambil berseru-seru: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud. “
Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.”
Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Maka meleklah mata mereka. Dan Yesuspun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: “Jagalah supaya jangan seorangpun mengetahui hal ini.” Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu. (Matius 9:27-31).
Oleh: John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng)
KEDUA orang buta dalam Injil hari ini mempercayakan diri, hidup, karya dan harapan mereka sepenuhnya kepada Tuhan Yesus untuk disembuhkan. Memang Yesus datang untuk menyembuhkan mereka (kita) yang sungguh percaya pada kuat kuasa penyembuhanNya.
Kedua orang buta (kita) berkata kepada Yesus: “Kasihanilah kami, hai Anak Daud”. Yesus bertanya kepada mereka (kita): “Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya? Ya Tuhan, kami percaya!” jawab mereka kepadaNya. Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” (Matius 9:27-29).
Iman membuka jalan bagi mereka (kita) untuk menyaksikan dan mengalami kuat kuasa penyembuhan Allah dan untuk mengalami jamahan atau sentuhan kasihNya yang menyembuhkan dan membebaskan dari penderitaan fisik mereka. Suatu warta sukacita pembebasan!
“Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar sabda suatu kitab, dan mata orang-orang buta akan melihat, lepas dari kekelaman dan kegelapan. Orang-orang sengsara akan bersukaria dalam Tuhan dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorai di dalam yang Mahakudus Allah Israel.” (Yesaya 29:18-19).
Mereka menjadi manusia baru. Mereka mempercayakan seluruh diri, hidup, dan nasib serta harapan mereka kepada Tuhan. Mereka tidak malu mendekatkan diri kepada Tuhan.
Kita diajak untuk mempercayakan seluruh diri, hidup, dan karya serta harapan kita (apapun keadaan kita) kepada kuat kuasa Allah. Mendekatlah kepada Allah setiap saat supaya kita bisa melihat, merasakan, mengalami “karyaNya” yang agung untuk kita. Janganlah pergi dari Tuhan Allah agar mengalami “penyembuhanNya”.
Selamat merayakan Jumat Pertama bulan Desember. Selamat Menikmati Minggu Advent I, Minggu penuh pengharapan (Lilin Adven I: Hope). Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita yang mempercayakan seluruh diri dan hidup dan harapan kepada Tuhan. Amin.