Sekali peristiwa, Yesus bersabda: “Celakalah engkauKhorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.
Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” (Lukas 10: 13-16).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
TIGA kota dikecam Yesus dalam Injil hari ini: Khorazim, Betsaida, Kapernaum. Juga kota, desa, kampung, kita saat ini. Orang-orangnya yang dikecam karena tidak mau mendengarkan suara, rencana, dan kehendak Tuhan.
“Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida karena jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat…. Dan engkau Kapernaum,….engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati…Barang siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku, dan barangsiapa menolak kamu, ia meolak Aku…” (Lukas 10:13-16).
Yesus mengecam penduduk kota-kota itu (juga kota kita) karena “kepala batu” atau keras kepala, hidup dalam “lumpur dosa, kesalahan dan kejahatan”. Tidak mau bertobat! Tidak mau mendengarkan ajakan Tuhan Yesus melalui para muridNya untuk mengakui dosa dan kesalahan serta berani berbalik kepada Tuhan, jalan yang benar. Berani bertobat!
Tuhan Allah merindukan semua umatNya (kita) mengalami keselamatan. Namun yang terjadi tidak semua orang (mungkin kita) merespons tawaran dan kerinduan Tuhan Allah itu. Mereka yang menanggapi kerinduan dan kasih Tuhan Allah itu akan berusaha untuk dekat dan selalu mau mendengarkan suara, rencana dan kehendak Tuhan, selalu mau bertobat dan hidup bersatu dengan Tuhan Allah di tengah kesibukan duniawinya. Mereka begitu peka, peduli dengan Tuhan Allah.
Kita diajak untuk peka, peduli dengan Tuhan Allah di tengah kesibukan duniawi ini. Sadar diri sebagai orang berdosa. Sadar juga untuk bertobat. Inilah jalan untuk membuka pintu rahmat dan berkat dari Tuhan untuk kita. Berani menjadi pengikut Kristus berarti berani mengakui diri sebagai orang berdosa dan berani bertobat. Berani dan peka mendengarkan suara, rencana dan kehendak Tuhan. Bunda Maria adalah teladan kita dalam mendengarkan suara, rencana dan kehendak Tuhan.
Semoga dengan bantuan doa Santo Hieronimus, Allah Tritunggal Mahakudus mengampuni dan (+) memberkati kita orang berdosa ini yang peka mendengarkan dan melaksanakan suara, rencana dan kehendak Tuhan di tengah kesibukan duniawi ini. Amin.