Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”
Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya. (Lukas 1: 39-56).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
HARI ini, kita yang beriman Katolik merayakan Ekaristi mengenangkan atau memperingati Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabeth (kita) dan bertepatan juga dengan “Penutupan Doa Rosario Bulan Mei Tahun 2023.
Kita mau memetic atau mengonsumsi apa dari Pesta Maria Mengunjungi Elisabeth dan Devosi kepada Bunda Maria, terutama pada bulan Rosario (Mei dan Oktober)?
Inti dari ke dua kegiatan Maria ini adalah kunjungan. Bukan tanpa makna. Kunjungan dengan membawa serta kado, “sesuatu yang terbaik dan terindah”, kabar gembira atau sukacita, Rahmat dan berkat yakni Tuhan Yesus (yang ada dalam kandungan Maria) untuk dibagikan atau diberikan kepada Elisabeth dan Zakaria yang notabene berada dalam “persoalan hidup yang berat” (mengandung dalam usia tua/mati haid). Ini persoalan yang sangat memalukan. Dampak kunjunganya adalah sukacita, kegembiraan, “pencerahan” bagi Elisabeth bahkan bagi anak yang masih dalam rahimnya.
Reaksi Maria atas “pengalaman iman” Elisabeth yang mendapat “kunjungan Tuhan” yang menggembirakan adalah bersyukur dan memuji keagungan dan kebesaran Tuhan dengan bernyanyi: “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juru Selamatku!” (Lukas 1:46-47).
Dalam konteks ini, Maria dipandang sebagai misionaris pertama yang membawa kabar gembira pertama tentang Yesus kepada orang-orang lain. Misionaris adalah orang-orang yang diutus membawa Kabar Gembira tentang Yesus kepada orang lain. Maria telah membawa “itu” kepada Elisabeth, anak dalam rahimnya dan suaminya, kepada kita.
Kita adalah misionaris “zaman now” kalau bisa “menampakkan atau menghadirkan” Yesus dari dalam diri kita dan menjadi sumber kegembiraan atau sukacita, Rahmat, berkat bagi orang lain. Kunjungan dan Kehadiran kita bagi orang lain membawa dan membuahkan sukacita dan kegembiraan, rahmat dan berkat bagi orang lain, terutama bagi mereka yang berada dalam persoalan hidup (seperti halnya Elisabeth).
Selamat berdevosi kepada Bunda Maria (bukan hanya pada bulan-bulan Rosario) yang selalu mengunjungi kita (Elisabeth-Elisabeth zaman now) yang tidak luput dari persoalan hidup. Selamat menjadi Misionaris bagi orang lain.
Semoga dengan bantuan doa Bunda Maria dan Santo Yosef, Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang menjadi misionaris bagi orang lain saat ini di sini. Amin.