“Salam Maria”, Doa Gereja yang Sangat Kuat Berakar pada Isi Kitab Suci

KITAKATOLIK.COM—Doa Salam Maria merupakan doa penghormatan sekaligus permohonan umat Katolik kepada Bunda Maria. Doa katolik ini sungguh berdasar dan bertolak dari isi Kitab Suci.

“Salam Maria, penuh Rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah  tubuhmu, Yesus. Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati, Amin.”

Secara umum, doa ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama: “Salam Maria, penuh Rahmat, Tuhan sertamu!” Penggal pertama doa ini merupakan kutipan dari Kitab Suci Perjanjian Baru yaitu dari Injil Lukas 1, 28: “Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

Bagian kedua: “Terpujilah engkau di antara Wanita dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus!”  Penggal kedua ini mengacu pada ucapan atau salam Elisabeth ketika dikunjungi saudarinya Maria. Dalam Injil Lukas 1, 42  kita baca: “Kemudian Elisabeth berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan  dan diberkatilah buah rahimmu!”

Sementara Lukas 1,43 memberikan penjelasan bahwa “buah tubuh” yang dimaksud adalah Yesus, putera Allah yang menjadi manusia untuk menyelamatkan.  “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku   datang mengunjungi aku?

Bagian ketiga: “Santa Maria Bunda Allah…” Kalimat ini, masih terkait dengan pernyataan Elisabeth dalam Lukas 1: 43: “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”

Disusul doa atau permohonan gereja: “Doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati amin!”

Bagian terakhir ini, seperti dicatat imankatolik.or.id, merupakan doa gereja seperti ditegaskan oleh Katekismus Konsili Trente (1545-1563).

Katekismus tersebut menulis, “Adalah sangat tepat, bahwa Gereja Tuhan yang kudus menambahkan kepada ucapan syukur ini, permohonan kepada Bunda Allah yang kudus untuk mendoakan kita, dan dengan demikian supaya kita memohon bantuan kepadanya agar oleh doa-doa syafaatnya, ia mengusahakan persahabatan antara Allah dan kita manusia, dan memperoleh bagi kita, berkat yang kita butuhkan untuk hidup sekarang ini dan untuk hidup yang tidak berkesudahan.”

Jauh sebelum itu

Apakah permohonan gereja untuk mendapatkan perlindungan Bunda Maria itu baru muncul dalam abad ke-16 saat Konsili Trente digelar dan Katekismus tersebut dirumuskan?

Ternyata tidak. Berdasar pada beberapa catatan dalam Rylands Papyrus, Mesir, tercatat bahwa sejak abad kedua dan ketiga sudah mentradisi  rumusan doa yang sama  dengan penggalan terakhir doa Salam Maria tersebut yang dikenal dengan doa Sub Tuum Praesidium.

Bunyinya: “Di bawah belas kasihanmu kami berlindung, O Bunda Tuhan. Jangan menolak permohonan kami dalam kesesakan, tetapi bebaskanlah kami dari mara bahaya, [o engkau] yang suci dan terberkati.”  (Admin/dbs).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *