Renungan Rabu Abu: Membina Tobat dengan Puasa, Doa dan Amal Kasih

“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah  engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

 “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri i  dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu  yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

 “Dan apabila kamu berpuasa ,  janganlah muram mukamu  seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mat. 6:1-6.16-18)

Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng

HARI ini Gereja Katolik seluruh dunia membuka Masa Prapaskah 2022 dengan merayakan  Hari Rabu Abu, di mana setiap orang beriman Kristiani (Katolik) ditandai dengan penerimaan Abu.

Masa Prapaskah Gereja Katolik merupakan masa Retret Agung,  yang dijalankan selama 40 hari, dibuka dengan Perayaan Hari Rabu Abu yang ditandai dengan penerimaan abu. Tanda bahwa kita orang berdosa dan sebagai tanda pertobatan dan penyesalan atas dosa dan kesalahan kita.

Apa yang kita buat dalam masa Retret Agung itu.  Dua hal yang menjadi ciri khas Masa Prapaskah adalah (1) Mengenangkan pembabtisan kita masing-masing atau kalau ada permandian pada hari Sabtu Suci mempersiapkan pembaptisan mereka. (2) Membina sikap tobat.

Pada Masa Prapaskah ini,  sebagaimana lazimnya kalau melaksanakan retret, kita berjuang semaksimal mungkin untuk lebih fokus kepada Tuhan dan orang lain/sesama daripada fokus  untuk diri sendiri.

Kita berjuang untuk dekat dan mendekatkan diri  kepada Tuhan dan orang lain/sesama, terutama yang lebih  menderita dan berkekurangan dan berada dalam persoalan hidup.

Dengan fokuskan diri kepada Tuhan dan orang lain/sesama,  kita dilatih dan diajak untuk memperdalam kehidupan iman kita, dengan lebih rajin berdoa/misa/ibadat – entah Misa Tatap muka ataupun melalui Live Streaming/komuni batin (selama 6 Hari  Minggu berturut-turut  kita wajib  ikut Misa/Ibadat, atau klo berkesempatan –  fakultatip rajin/aktip ikut misa Harian ). Berkesempatan untuk pengakuan dosa ( wujud Tobat) atau ikut kegiatan katekese, rekoleksi,  ibadat jalan salib atau retret.

Kita dilatih dan diajak untuk ikut puasa dan pantang, meningkatkan perbuatan amal kasih untuk orang lain, yang kita wujudnyatakan dalam bentuk pengumpulan APP  (Aksi Puasa Pembangunan) per orang  – ada unsur wajibnya – untuk membantu orang yang lebih berkekurangan dari kita, terutama pada masa Covid 19 ini, kesadaran memberi APP kita harus lebih meningkat) dan bakti Tobat – bukan bakti sosial – sebagai bukti yang kelihatan bahwa kita bertobat, bukan hanya bertobat di tempat pengakuan.

Apa yang disampaikan berkaitan dengan Retret Agung ini, sama sekali tidak bermaksud untuk   lepas total aktivitas harian kita, tetapi di tengah kesibukan harian itu kita berusaha untuk  menjadi lebih fokus kepada Tuhan dan orang lain/sesama.

Selamat Memasuki Masa Prapaskah 2022. Selamat melaksanakan Retret Agung 2022. Selamat membina Sikap Tobat. Selamat berpuasa dan berpantang. Selamat beramal kasih! Selamat berderma. Selamat ber-APP.

Semoga Allah Tritunggal Mahakudus  (+) memberkati kita sekalian yang tekun melaksanakan Retret Agung selama masa Prapaskah 2022 ini. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *