Renungan Sabtu, 17 Juli 2023: Seperti Bunda Maria, Simpan dan Renungkanlah Segala Perkara dalam Hati! (Lukas 2: 41-51)

Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.  Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.  

Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.  Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. 

Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.  Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran   akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.  

Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya   kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu   dan aku dengan cemas mencari Engkau.” 

Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah   Bapa-Ku?”  Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.  Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret;  dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.   (Lukas 2: 41-51).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

HARI ini Gereja Katolik sedunia merayakan Pesta Hati Tak bernoda Santa Perawan Maria. Ada banyak hal yang membuat Maria mendapat gelar dan penghormatan sebagai Hati Suci Tak Bernoda. Mulai dari ia menerima Kabar Sukacita/Gembira dari Allah Bapa (Maria akan mengandung Yesus yang  akan menjadi Penyelamat dunia; Tuhan Allah memberinya kesempatan untuk  bekerjasama dengan Tuhan untuk membawa keselamatan bagi dunia)  yang disampaikan Malaekat Gabriel sampai ia berada di bawah kaki salib Puteranya Yesus Kristus (peristiwa atau pengalaman pahit manis/suka duka dalam sejarah hidupnya, termasuk peristiwa hari ini “menghilangnya” Yesus dari antara mereka).

Pengalaman/peristiwa membahagiakan sekaligus membingungkan yang menyelimuti hidupnya  membuat dia takut dan resah, tidak  tenang sejak awal hidupnya karena  dikatakan akan mengandung sementara ia belum bersuami. Sesuatu yang mustahil.

Tetapi bagi Tuhan tidak  ada yang mustahil.  Ada campur tangan Tuhan dalam pengalaman hidup Maria yang membahagiakan dan yang membingungkan.

Maria pasrah, taat setia kepada Tuhan dengan segala rencana dan kehendakNya. “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanNya!”  Maria sungguh beriman,  dan menjadi teladan kita  dalam hal beriman. Maria menyimpan segala perkara d alam hati dan merenungkannya  dan pasrah kepada rencana dan kehendak Allah yang adalah yang terbaik dan terindah untuk dia dan untuk kita (Lukas 2:51).

Apakah kita (dalam kehendak bebas dan sadar baik dalam  suka maupun duka,  dalam  keadaan apa saja  – tidak  bermasalah atau  terutama bermasalah seperti  Maria  saat ini – di sini berani dan mau bekerjasama dengan Tuhan dan taat kepada rencana dan kehendakNya: Menerima  dan menyimpan dalam hati “segala perkara” (suka dan duka hidup) dan merenungkannya? Apakah kita  menolak “beban, persoalan hidup” yang melilit kita? Atau kurang percaya pada Tuhan?

Teladani sikap Maria!  Jika kita  dililiti persoalan hidup (serumit apapun) maka yang terbaik adalah berpasrah diri dan bekerjasama dengan Tuhan (dengan  tetap ada usaha manusiawi sesuai kemampuan dan protokol yang ada/berlaku) dan menerima proses pertumbuhan dan penyelesaiannya dengan sabar dan percaya.  Harus yakin,  Tuhan selalu beri jalan atau solusi yang terbaik dan terindah untuk kita seperti kepada Maria.  Dekatkan diri kepada  Tuhan dan kehendakNya. Kerjasamalah dengan Tuhan! Mak akita pun  dapat berkata dan berdoa: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu!”  Doa ini,  harus ada dalam doa kita.  Ini doa dari kita yang  sungguh beriman, terutama pada masa sulit dalam hidup.

Selamat Pesta Hati tak bernoda Santa Perawan Maria. Selamat bekerjasama dan taat kepada Tuhan. Semoga  dengan bantuan doa Bunda Maria,  Allah Tritunggal Mahakudus  (+) memberkati kita  sekalian yang mau bekerjasama dan setia, tekun dan taat kepada Tuhan dan rencana serta kehendakNya. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *