Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. (Matius 5: 38-42).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
KISAH Injil hari ini menunjukkan hakikat, daya, kekuatan, power, energi dari kebaikan, cintakasih dan pengampunan Kristiani yang mampu mengubah hidup kita dan orang lain. “Dan kepada orang yang mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yg memaksa engkau berjalan satu mil, berjalanlah bersama dia dua mil! (Matius 5: 40-41).
Sabda ini merupakan cara atau “senjata” perlawanan terhadap hukum atau kebiasaan “balas dendam”: “Mata ganti mata, gigi ganti gigi!” (Matius 5:38).
Yesus mengharapkan pengikutNya (kita) untuk berani bersikap dan bertindak dan bersemangat kasih dan pengampunan terhadap kejahatan atau hal-hal buruk yang diperlakukan orang lain terhadap kita. Kejahatan jangan dilenyapkan dengan kejahatan. Kejahatan mesti dilenyapkan dengan kebaikan, cintakasih dan pengampunan.
Kebaikan, cintakasih dan pengampunan memiliki daya, kekuatan, energi, power untuk mengubah. Memiliki daya, kekuatan, energi, power untuk menghidupkan (bukan mematikan). Mengasihi, mengampuni, memaafkan, berbuat baik kepada musuh atau orang yang merugikan kita tentu merupakan hal yang sulit.
Namun, itulah cara pandang dan cara hidup atau “senjata” seorang Kristiani (kita). Kita (orang Kristiani) mesti memiliki keyakinan bahwa cintakasih, pengampunan dan kebaikan mampu mengubah kita. Mampu membaharui keadaan kita.
Kebaikan adalah senjata utama melawan kejahatan. Berbuat baik terhadap orang yang pernah menyakiti atau mengecewakan hati kita bukannya memperlihatkan bahwa kita lemah atau takut, melainkan justru memperlihatkan bahwa sebagai anak-anak Allah, yang adalah garam dan terang dunia, kebaikan kita tidak terkalahkan oleh kejahatan.
Seberat apapun kejahatan yang kita terima atau alami, kita tidak terpengaruh dan berubah menjadi jahat. Itulah yang diharapkan dan dikehendaki oleh Yesus dari murid-muridNya, dari kita.
Selamat menggunakan “senjata” kebaikan, cintakasih dan pengampunan. Selamat berbuat dan bersikap penuh cintakasih! Selamat memiliki semangat pengampunan! Selamat rajin berbuat baik!
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang selalu menggunakan “senjata” kebaikan, cintakasih dan pengampunan melawan kejahatan. Amin.