Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.
Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu
dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.
Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. (Yohanes 17: 1-11).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
SEBELUM memulai suatu pekerjaan, aktivitas apa saja, kita “berdoa”. Kita percaya bahwa dengan bantuan Tuhan, kita akan memperoleh hasil yang menggembirakan bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Yesus pun “berdoa”. Ia berdoa agar melalui sengsara, wafat dan kebangkitanNya, Ia dapat “meraih” kemuliaan. Ia berdoa agar di dalam dan bersama Dia, semua orang yang percaya kepadaNya (kita) dapat memuliakan Allah. Dan setiap orang yang memuliakan Allah dengan pengantaraan Kristus akan memperoleh hidup kekal atau abadi.
“Inilah hidup yang kekal itu yaitu bahwa mereka mengenal Engkau (Allah Bapa), satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus!” (Yohanes 17:3). Hidup kekal = hidup yang selalu dekat dan bersatu dengan Tuhan “saat ini – di sini”, bukan tunggu “nanti”.
Yesus berdoa bagi para muridNya. Yesus berdoa bagi kita juga “saat ini di sini”. Yesus pasti selalu (sudah, sedang) dan akan mendoakan kita. Allah Bapa, melalui Yesus PuteraNya selalu melimpahkan Rahmat dan berkatNya agar kita mampu memuliakan Allah di dunia ini melalui bidang tugas dan pelayanan kita “saat ini di sini”. “Aku berdoa bagi mereka,” kata Tuhan Yesus kepada Allah Bapa di surga (Yohanes 17:9).
Kita bersyukur karena selalu didoakan oleh Tuhan Yesus. Tapi perlu juga kita aktip memohon kepada Yesus untuk mendoakan kita pada Allah Bapa. Perlu juga kita membuka hati, diri terhadap Rahmat Tuhan. Doa-doa pribadi adalah kesempatan baik untuk membuka diri pada Rahmat Tuhan. Misa Harian (fakultatip) dan Misa Hari Minggu dan hari-hari Raya yang disamakan dengan hari Minggu adalah kesempatan wajib bagi kita untuk membuka diri bagi rahmat Tuhan.
Kita berdoa: “Tuhan Yesus Kristus, doakanlah kami pada Allah Bapa agar kami mau dan mampu membuka hati, diri bagi rahmatMu! Roh Kudus, turunlah dan menetap serta berkaryalah dalam hati, hidup dan karya kami!”
Semoga dengan bantuan doa Bunda Maria dan Santo Yoseph, Allah Tritunggal Mahakudus, (+) memberkati kita sekalian yang selalu membuka diri kepada Rahmat Tuhan. Amin.