Renungan Senin, 13 Februari 2023: Seluruh Hidup Kita Adalah Mukjizat Dari Tuhan! (Markus 8:11-13)

Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga.

Maka mengeluhlah  Ia dalam hati-Nya dan berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.” Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang. (Markus 8:11-13)

 Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

“HIDUP kita adalah berkat atau harus menjadi berkat!” Itu kata  sebuah ungkapan yang sering kita dengar. Hidup kita  sebagai orang yang percaya kepada Kristus “saat ini di sini” sebenarnya merupakan suatu “tanda” bahwa kita diberkati  oleh Tuhan dan menjadi berkat  bagi orang lain.

Kalau demikian, mengapa terkadang bahkan sering kita masih meminta tanda dari Tuhan  sebagai bukti  bahwa Dia ada, hadir dan memberkati, mencintai dan menyelamatkan kita? Mengapa meragukan kehadiran Tuhan dan kuat kuasa serta rencana dan kehendakNya?

Padahal sebenarnya ada banyak tanda di dalam hidup dan karya kita yang  diberikan oleh Tuhan sebagai bukti bahwa Tuhan  ada, hadir, berkarya, campur tangan dalam peristiwa dan pengalaman hidup kita  bahwa Tuhan mencintai dan memberkati kita.

Tuhan sudah memberikan mukjizat-mukjizat besar kepadsa kita. Seluruh hidup kita  saat ini di sini adalah mukjizat dari Tuhan. CintaNya adalah  tanda, bukti Tuhan ada untuk kita. “Tak ada kasih/cinta yang paling agung daripada kasih orang yg menyerahkan nyawanya untuk  sahabat-sabahatnya,” kata Yesus (Yohanes 15:13). Tubuh dan DarahNya sendiri yang sering kita santap (terutama wajib pada  setiap hari Minggu/Raya, entah sambut nyata atau sambut dalam  kerinduan) adalah  bukti atau tanda  nyata Tuhan mencintai dan memberkati kita.

Dari  kita hanya  diminta sikap percaya sungguh dan tahu bersyukur dan berterimakasih untuk semua tanda berkat yang melimpah itu, bukan malah mempertanyakan lagi seperti orang Farisi tadi.

Selamat bersyukur karena telah menjadi berkat bagi orang lain. Selamat menjadi tanda dan berkat yang membawa dan membagi berkat Tuhan bagi orang lain. Hidupku dan hidupmu adalah tanda berkat Tuhan.

Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang rajin menjadi dan membawa serta memberi berkat Tuhan untuk orang lain. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *