KITAKATOLIK.COM—Kamis Putih mengakhiri Masa Prapaskah yang digelar selama 40 hari. Dimulai pada hari Rabu Abu (5 Maret 2025) dan berakhir hari ini (17 April 2025). Bila dijumlahkan sebetulnya mencapai 44 hari, tak hanya 40 hari. Jadi begitu, karena Hari Minggu tak dihitung sebagai bagian dari 40 hari masa pantang dan puasa, sebaliknya diyakini sebagai Hari Raya Kebangkitan Tuhan yang digelar setiap minggu.
Hari Kamis Putih juga merupakan hari pertama dalam Tri Hari Suci yang kita yakini sebagai hari tersuci dan terpenting dalam iman Katolik. Ada dua peristiwa besar yang terjadi dalam hari Kamis Putih yaitu Penetapan (Sakramen) Ekaristi dan Penetapan Sakramen Imamat. Selama Perjamuan Terakhir, Yesus mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban Paskah, domba kurban, dan mengajarkan bahwa setiap imam yang ditahbiskan harus mengikuti kurban yang sama dengan cara yang persis sama.
Dalam Injil Lukas 22: 14-26, diceritakan Yesus sedang duduk makan bersama dengan rasul-rasulNya. Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.”

Pernyataan Yesus itu menjadi kata-kata konsekrasi dalam Perayaan Ekaristi. Sementara perintah “perbuatan ini menjadi peringatan akan Aku” kemudian dilaksanakan oleh para murid dan kemudian oleh para uskup sebagai pengganti para rasul. Juga para imam sebagai perpanjangan tangan para uskup.
Dalam kaitan itulah, maka pada setiap hari Kamis Putih pagi, para uskup dan imam berkumpul di Katedral setempat untuk merayakan penetapan imamat. Selama Misa, uskup memberkati Minyak Krisma yang akan digunakan untuk Baptisan, Penguatan, dan Pengurapan orang sakit atau yang sekarat.
Hari cintakasih
Selain kedua hal itu, hari Kamis Putih juga dinobatkan sebagai hari Cintakasih. Inti perayaan Kamis Putih adalah mencintai atau mengasihi tanpa batas atau syarat. Yesus teladankan itu dengan memberi diriNya, “memberi Tubuh dan DarahNya” dalam Perjamuan Akhir yang kita kenangkan hari ini.
Bahasa yang lain dari Perayaan Kamis Putih adalah melayani, menjadi hamba, pelayan. Tugas pelayan selalu beri yang terbaik untuk yang lain. Suami pelayan untuk isteri. Isteri pelayan untuk suami. “Kamu harus saling mencuci kakimu! Itu merupakan kata dan teladan yang diberikan Yesus dalam perayaan Kamis Putih.
Karena itu, upacara pembasuhan kaki merupakan bagian penting juga dalam ritus Perayaan Kamis Putih. Ditonjolkan di sana, semangat mencintai dengan cara melayani dan menjadi pelayanan bagi yang lain. (Admin).


