Sejarawan Non Kristen Yang Hidup Di Jaman Yesus Ini Mencatat Fakta Kebangkitan Yesus, Ini Fakta Lainnya!

KITAKATOLIK.COM—Fakta tentang peristiwa kebangkitan Yesus, ternyata tidak hanya ditulis para penulis Injil (Markus, Matius, Lukas, Yohanes), tapi juga oleh seorang sejarawan berbangsa Yahudi bernama Flavius Josephus.

Hidup dari  tahun 37 sebelum Masehi hingga 100 Masehi, Flavius menulis: “Pada saat ini, hiduplah Yesus, seorang yang bijaksana… Dan ketika Pilatus, karena tuduhan yang dibuat oleh orang-orang terkemuka di antara kita, mengutuk dia [Yesus] untuk disalibkan, mereka yang telah mencintainya sebelumnya tidak berhenti mencintainya… Ia menampakkan diri kepada mereka pada hari ketiga, hidup lagi, sama seperti yang telah dibicarakan oleh para nabi Allah…”

Pada kalimat terakhir sejarawan non-kristiani ini menekankan bahwa Yesus hidup lagi setelah hari ketiga, seperti telah dibicarakan oleh para nabi Allah!

Selain pengakuan eksternal, secara internal kita bisa menemukan bukti kebangkitan Yesus tersebut dalam Kitab Suci yang kita percaya.

Pertama, kubur kosong

Semua penulis Injil mencatat bahwa pada hari pertama dalam Minggu itu, kubur Yesus ditemukan kosong (Matius 28:1; Markus 16:9; Lukas 24: 1-3 dan Yohanes 20:1).

Penginjil Markus dan Matius mencatat bahwa kubur itu milik Yusuf Arimatea, seorang anggota majelis besar yang terkemuka.  Penyaksi kubur kosong itu bukan hanya para murid Kristus, tapi orang-orang Yahudi dan Romawi sendiri.

Dihadapkan pada fakta tersebut, para imam kepala lalu merekayasa kisah (membuat hoax) bahwa para murid Yesus-lah yang mencuri jenazah Yesus (Matius 28: 12-13).

Kedua, tak ada jenazah Yesus

Tidak pernah ada satu catatan sejarah dari abad satu atau dua yang menolak fakta bahwa kubur Yesus kosong di hari ketiga setelah wafat-Nya, dan tak ada catatan penemuan jenazah Yesus.

Yosephus Flavius, sejarawan penyaksi fakta kebangkitan Yesus.
Yosephus Flavius, sejarawan penyaksi fakta kebangkitan Yesus.

Padahal kejadian kebangkitan Yesus telah demikian seksama dicatat dan diumumkan, sehingga jika tidak benar, mestinya minimal ada seorang sejarawan, atau saksi mata, atau tokoh antagonis yang menentang kejadian tersebut. Tak adanya catatan sejarah abad itu yang menentang fakta ini, menjadi salah satu bukti kuat bahwa kebangkitan Kristus itu sungguh terjadi.

Ketiga: diyakini pengikut maupun penentang

Kitab suci mencatat bahwa kebangkitan Kristus dari mati diyakini oleh para pengikut-Nya maupun penentang-Nya. Setelah kematian dan kebangkitan-Nya, tercatat bahwa Yesus menampakkan diri dalam berbagai kesempatan kepada lebih dari 515 orang, yaitu kepada: Maria Magdalena (lih. Yoh 20:14-16); Maria yang lain (lih. Mat 28:1,9); Petrus (lih. Luk 24:34); dua murid dalam perjalanan ke Emaus (lih. Luk 24:13-16); 10 murid tanpa rasul Tomas (lih. Yoh 20:19-24); 11 murid (Yoh 20:26-28); 7 orang murid di danau Tiberias (lih. Yoh 21:1-2); 11 murid di bukit di Galilea (lih. Mat 28:16-17); lebih dari 500 orang (lih. 1Kor 15:6)[2]; Yakobus (lih. 1Kor  15:7); Saulus dekat Damaskus (lih. Kis 9:3-5).

Kebangkitan Kristus juga diyakini oleh para penentang-Nya. Mereka yang takut bahwa Yesus akan bangkit, meminta Pilatus untuk menempatkan penjaga-penjaga di depan kubur, serta memeterai kubur tersebut (lih. Mat 27:65-66).

Ketika Yesus sungguh bangkit tanpa membangunkan para serdadu yang menjaga kubur, para imam kepala dan tua-tua Yahudi, menyuap para serdadu itu untuk berbohong bahwa jenazah Yesus dicuri oleh para murid-Nya, dan menjamin bahwa para serdadu tidak mendapatkan hukuman apa pun (lih. Mat 28:11-15).

Keempat, kotbah kebangkitan mulai di Yerusalem

Yerusalem adalah kota di mana Yesus disalibkan dan wafat. Dengan demikian, Yerusalem adalah tempat yang paling riskan bagi mereka untuk berkhotbah tentang kebangkitan Yesus, jika hal itu hanyalah kisah karangan mereka sendiri.

Kotbah tentang Yesus justru  dilakukan di kota di mana kejadian itu baru saja terjadi. Setiap fakta dapat diselidiki secara rinci. Jika para rasul justru berani menanggung risiko sedemikian, tentu semua itu karena mereka yakin bahwa apa yang mereka beritakan adalah kebenaran yang tidak terbantahkan.

Kelima: perubahan hidup para rasul

Ketika Yesus diadili dan dihukum mati, para rasul meninggalkanNya karena ketakutan. Tapi kemudian, setelah kebangkitan-Nya dan dikuatkan oleh Roh Kudus-Nya, para rasul ini menjadi sangat berani mewartakan iman mereka akan Yesus Kristus.

Sepuluh dari sebelas rasul tersebut wafat sebagai martir, untuk mempertahankan iman mereka bahwa Kristus sungguh telah bangkit dari mati. Apakah yang menyebabkan perubahan ini, sehingga mereka rela mati demi pesan tersebut? Tentulah hal itu disebabkan karena kebangkitan Kristus sungguh telah terjadi. (Admin/katolisitas.org).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *