PALEMBANG,KITAKATOLIK.COM—Empat orang diakon dari Kongregasi SCJ menerima tahbisan suci sebagai imam Rabu (25/9/2024) oleh Uskup Agung Yohanes Harun Yuwono di Paroki Santo Fransiskus de Sales yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo 2 Ilir Sungai Buah Sekojo, Palembang, Sumatera Selatan.
Selain Mgr. Yohanes Harun Yowono, perayaan ini dihadiri pula oleh Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Mgr. Cornelius Sipayung, Mgr. Titus Rubiyanto, Uskup Emeritus Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, dan Mgr. Vincentius Triatmaja. Dihadiri pula Superior Provinsial Kongregasi SCJ Indonesia Romo Andreas Suparman SCJ, Pater Jenderal SCJ dari Roma, Vikjen Keuskupan Agung Palembang RD Yohanes Kristianto, puluhan romo konselebran, keluarga tertahbis, dan ratusan umat dari Keuskupan Agung Palembang.
Ada pun empat imam baru yang ditahbiskan adalah pastor Yohanes Ferry Ariyanto, SCJ, Fransiskus Edi Setiawan SCJ, Paulus Yose Pratama, SCJ, Yuvens Kristia Efrata SCJ. Selain keempat imam, ditahbiskan juga seorang diakon, yaitu diakon Cornelius Haruli Widyanraswata SCJ.
Tahbisan ini digelar sebagai bagian dari Puncak Perayaan Se-abad SCJ di Indonesia dengan tema besar “Berjalan Bersama Gereja Lokal dengan Hati Terbuka”. HUT ke-100 SCJ sendiri jatuh pada Rabu (18/9/2024) yang lalu.
Keempat imam baru memilih inspirasi dari Yohanes 15:14 sebagai moto mereka: “Kamu adalah Sahabat”. Mereka percaya bahwa dalam semua adalah sahabat-sahabat Yesus dan dibangun oleh Tuhan serta pentahbisan ini semacam momen untuk meluapkan rasa syukur kepada umat Tuhan.
Menuju kekudusan
Dalam kotbahnya, Mgr. Yohanes Harun menegaskan bahwa panggilan untuk menggembalakan umat adalah panggilan untuk menemani mereka ke dalam kekudusan.
“Dengan tulus, berbuatlah baik, karena perbuatan baik akan mendatangkan keuntungan bahkan keuntungan berlipat ganda, serta harus ingat Sang Sabda yang rela tinggal di antara kita dan menjadi manusia mengambil bagian dalam misi Yesus,” katanya.
Ia juga mengajak para imam baru untuk mengenakan sikap rendah hati sambil mengagumi betapa luar biasanya kerendahan hati Allah.
Mgr. Harun juga berharap agar para imam yang ditahbiskan membawa sukacita dengan membagikan hidup kepada umat yang dilayani serta yakin bahwa dalam pelayanan yang tulus, tidak akan kehilangan apa pun setelah memberikan yang dimiliki.
Sampai terluka
Mewakili tertahbis, seorang imam muda mengucapkan syukur dan terimakasih kepada orangtua, sanak saudara, romo, suster, dan lain-lain atas doa-doanya sehingga hari ini dapat ditahbiskan. Dia mengaku menjadi seorang imam karena menemukan semangat untuk mencintai sampai terluka seperti Yesus yang mengobarkan dirinya sampai sehabis-habisnya untuk sahabat-sahabatNya.
“Saya merasa jatuh cinta dengan Hati Kudus Yesus dan orang-orang yang dilayani untuk menjadi tumpuan hidup boleh melanjutkan Kristus yang hidup di Tengah-tengah kita,” tukasnya.
Rm. Andreas Suparman SCJ, pemimpin provinsi, mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan komitmen para tertahbis untuk melayani gereja, serta menekankan perlunya melakukan pelayanan kudus dengan hati yang gembira. Melalui perjalanan 100 tahun kongregasi SCJ para gembala yang diantaranya ditahbiskan hari ini Allah ingin tetap mewujudkan kasih dan kesetiaann-Nya dan kehadiran di tengah-tengah umat.
“Selamat berjuang dan bergabung dengan imam-imam yang lain untuk melayani dengan hati dan sukacita, taat dalam kesepakatan, asas, dan hati Nurani,” katanya.
Di akhir sambutannya, Romo Andreas menyebutkan penugasan para imam baru. Romo Yohanes Ferry Ariyanto, SCJ diutus menjadi pastor rekan Paroki Santo Stefanus Cilandak, Jakarta, Fransiskus Edi Setiawan SCJ diutus pada lembaga pendidikan Leo Dehon Jakarta, Paulus Yose Pratama diutus menjadi pastor rekan di Santo Yohanes Rasul Penginjil Bengkulu, SCJ, Yuvens Kristia Efrata SCJ diutus untuk melanjutkan studi dan tinggal di Paroki Santo Barnabas, Pamulang. (andreasdaris).