KITAKATOLIK.COM—Menyambut tahun politik 2018-2019 demi terwujudnya masyarakat yang aman, damai dan tertib, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri (Kesbangpol) Kota Depok, menggelar dialog publik bersama para tokoh agam se-Kota Depok. Dialog publik yang digelar di Ruang Dwidjosewojo, Hotel Bumi Wiyata, pada Kamis 9/10/2017) itu mengusung tema “Peran Tokoh Agama dalam Kesatuan Bangsa”.
Dialog publik yang menghadirkan pembicara dari Kemenko Polhukam RI, Polresta, Kodim 0508 dan FKUB Kota Depok ini dihadiri sekitar 150 perwakilan yang terdiri dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), tokoh dari semua lintas agama, tokoh masyarakat, Polres, Dandim 0508 dan ormas secara resmi dibuka oleh Walikota Depok, KH. Dr. Mohammad Idris, MA.
Kepala Kantor Kesbangpol Kota Depok Dadang Wihana dalam laporan pertanggungjawabannya mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan guna membangun harmonisasi yang sudah terjalin baik di Kota Depok agar terus ditingkatkan lagi.
“Depok ini sudah harmoni. Tetapi kita harus waspada, tidak menutup kemungkinan terjadinya propaganda dari luar melalui berbagai kondisi. Untuk itu, digelarnya kegiatan ini sebagai upaya meminimalisir keadaan tersebut. Insya Allah kita bisa saling bersinergi untuk meminimalisir konflik yang dapat menimbulkan perpecahan,” ucap Dadang.
Hal yang sama diungkapkan Mohammad Idris. Dalam sambutanya, Idris mengatakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman, termasuk perbedaan agama. Perbedaan tersebut kerap dianggap sebagian orang menjadi pemicu konflik atau ancaman keutuhan bangsa dan negara. Namun semua dapat dicegah dengan peran serta dari masing-masing tokoh agama sebagai dasar kesatuan bangsa.
“Tokoh agama punya peran besar dalam mewujudkan harmoni kesatuan bangsa. Pasalnya, Indonesia memiliki nilai-nilai dasar keagamaan yang tercantum pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Perbedaan tentu menjadi sesuatu yang penting, tetapi dengan perbedaan akan mempererat kesatuan bangsa. Tentunya dengan lebih mengintensifkan peran tokoh agama dalam mempraktekkan nilai berbangsa dan bernegara,” ujarnya
Sementara Asdep Koordinator Wawasan Kebangsaan Kemenko Polhukam, Cecep Agus Supriyanta dalam kesempatan yang sama menuturkan Republik Indonesia ini harus dijaga dan pelihara jangan sampai diacak-acak. Di sini banyak ideologi yang berkembang, bahkan ada juga berita-berita hoax di media sosial (medsos).
“Kalau kita menerima berita-berita di medsos, jangan kita langsung termakan oleh berita itu. Karena belum tentu juga 100 persen benar, kendatipun kadang-kadang ada benarnya,” ujar Cecep.
Kalau berita itu baik, lanjut Cecep, boleh kita sebarkan tapi kalau membawa kemudaratan tentunya kita harus hati-hati jangan sampai berita buruk, misalnya, itu sampai tersebar keluar.
“Jadi bagaimana kita menyaring suatu informasi, mana yang menimbulkan kebaikan, perpecahan, kita harus pilah-pilah. Sekarang ini begitu terima informasi lansung di-‘share’,” imbuhnya.
Menjelang pelaksanakan Pilkada 2018, sekitar 171 daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, Cecep yang merupakan warda Kukusan Depok ini, berharap jangan sampai nanti isu-isu seperti itu muncul, mengingat banyaknya kasus yang terjadi ini seringkali dikaitkan dengan masalah agama. Ia pun mencontohkan kasus yang terjadi di Tanjung Balai, apakah itu kasus agama murni atau ada yang lain? Itu adalah masalah kesenjangan ekonomi, yang menjadi salah satu faktor pemicu, yakni masalah suara adzan. Kasus lain misalnya, masalah politik seperti di Aceh.
“Ada berbagai isu yang melatarbelakangi konflik di bidang agama. Sebenarnya setelah kami teliti baik di Papua, Aceh, Sumatera, dan sebagainya, bukan semata-mata membawa agama. Saya percaya semua agama mengajarkan kebaikan. Masing-masing punya keyakinan dan ini harus kita hormati tidak boleh kita memaksakan suatu kehendak kepada yang lain. Oleh sebab itu para tokoh agama dalam hal pemberian dakwah dalam suatu majelis-majelis agama, agar memberikan suasana kedamaian. Boleh meyakini agama, tapi tidak memaksakan terhadap yang lain. Yang minoritas harus tahu diri yang mayoritas harus menghargai,” imbuhnya. (Darius Lekalawo)
Nice, acara ini bagus dan positif, semoga membawa dampak positif juga.